Mayoritas pendapatan, yakni 75,11 persen, berasal dari segmen pariwisata, sementara sisanya disumbang oleh real estate serta perdagangan dan jasa.
Adapun laba bersih PJAA juga lebih rendah 24,4 persen yoy mencapai Rp177,79 miliar, dari tahun sebelumnya senilai Rp235,17 miliar.
Manajemen mengakui terdapat tantangan ekonomi global yang menyebabkan kenaikan harga bahan baku hingga perubahan preferensi pelanggan.
“Perseroan tetap fokus pada inovasi dan efisiensi operasional, seperti digitalisasi layanan ticketing, peningkatan fasilitas pengunjung, serta pengembangan wahana baru, sehingga berhasil mempertahankan pendapatan seperti tahun lalu,” tulisnya.
(Nur Ichsan Yuniarto)