IDXChannel—Apa bisnis BUMI? PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tercatat sebagai emiten energi yang menjalankan kegiatan usaha utama sebagai induk pertambangan, BUMI adalah perusahaan pertambangan batu bara.
Perusahaan ini sudah berdiri sejak 1973, tetapi saat itu bisnisnya masih di bidang perhotelan dan pariwisata. Pada 1990 perseroan mencatatkan sahamnya di bursa, lalu tujuh tahun kemudian PT Bakrie Capital Indonesia mengakuisisi 58,15 persen sahamnya.
Barulah pada 1998 bisnis utama perseroan berubah menjadi bidang minyak, gas alam, dan pertambangan. Perubahan ini dilakukan melalui RUPSLB pada 31 Agustus. Lalu dua tahun kemudian, nama usahanya berubah menjadi PT Bumi Resources Tbk.
Pada periode tersebut, BUMI sudah mulai mengakuisisi perusahaan pertambangan. Sekitar 2001, Bumi Resources mengakuisisi PT Arutmin Indonesia yang saat itu adalah produsen batu bara terbesar keempat di Indonesia.
Lalu pada 2003, BUMI mengakuisisi 100 persen saham PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan Sangatta Holdings Ltd. Namun pada 2007, 30 persen kepemilikan perseroan di Arutmin dan KPC dijual ke Tata Power India.
Melansir laman resmi BUMI (17/11/2025), saat ini perseroan memiliki sejumlah anak usaha. Salah satunya, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) memiliki pertambangan mineral dan logam (termasuk emas) dan telah melantai di bursa.
Pada segmen batu bara, BUMI memiliki PT Darma Henwa Tbk (DEWA), perusahaan jasa pertambangan yang juga telah melantai di bursa. Pertambangan batu bara BUMI dikelola tiga anak usaha lainnya.
Yakni PT Arutmin Indonesia, PT Kaltim Prima Coal, dan PT Pendopo Energi Batu Bara. Dengan total luas konsesi mencapai 113.590 hektare yang dapat menghasilkan puluhan juta ton per tahunnya.
Apa Bisnis BUMI? Informasi Kepemilikan Saham
BUMI mencatatkan sahamnya pada 1990 dengan melepas 10 juta saham di harga Rp4.500 per saham. Saat ini (17/11/2025), BUMI ditutup di harga Rp222 per saham, dengan total saham terdaftar 371 miliar, kapitalisasi pasarnya mencapai Rp82,44 triliun.
Berdasarkan laporan bulanan registrasi pemegang efek, per 31 Oktober 2025 pengendali saham BUMI adalah PT Bakrie Capital dan Mach Energy HK dengan kepemilikan masing-masing 4,39 miliar dan 170 miliar.
Berikut ini adalah daftar pemegang saham BUMI:
- PT Bakrie Capital Indonesia 4,29 miliar saham/1,18 persen
- Mach Energy HK 170 miliar saham/45,78 persen
- Treasure Global 30 miliar saham/8,08 persen
- HSCB-FUND SVS A/C 32,40 miliar saham/8,73 persen
- UBS Switzerland 14,04 miliar sahan/3,78 persen
- UBS Switzerland 9,54 miliar saham/2,57 persen
- Glas Trust 7,71 miliar saham/2,08 persen
- Masyarakat 100,24 miliar/27 persen
Sedangkan penerima manfaat akhir dari kepemilikan saham BUMI adalah kelompok usaha Bakrie dan kelompok usaha Salim.
Dalam satu pekan terakhir, harga saham BUMI telah tumbuh 47,02 persen. Dalam satu bulan terakhir, pertumbuhan harganya mencapai 77,06 persen.
Itulah informasi singkat tentang apa bisnis BUMI.
(Nadya Kurnia)