"SIG senantiasa menjalankan proses bisnis dengan mengacu kepada kerangka ESG sesuai dengan regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah, termasuk melaksanakan riset berstandar nasional dan internasional, sehingga produk yang dihasilkan diharapkan mampu menjawab perubahan zaman dan memenuhi kebutuhan di industri bahan bangunan yang terus berkembang menuju ke arah industri rendah karbon," tutur Reni.
Sementara, General Manager of Research and Development SIG, Oktoria Masniari, menjelaskan bahwa hasil riset dalam paper yang diajukan pada ICSEEA 2024 menunjukkan bahwa beton yang dikembangkan menggunakan semen hidraulis tipe High Early SNI 8912:2020 memiliki kualitas yang tidak kalah dari beton konvensional.
Hal tersebut karena produk beton tersebut tetap mampu menopang beban lalu lintas yang besar dan tingkat kepadatan arus lalu lintas yang tinggi.
Beton berbahan dasar semen hidraulis tipe High Early SNI 8912:2020 juga mampu mencapai 100 persen target mutu kuat lentur 4,5 MPa hanya dalam tiga hari, atau lebih cepat dari standar yang dipersyaratkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) untuk aplikasi perkerasan jalan yaitu 28 hari (mutu beton FS45).
"Selain itu, keunggulan lain dari beton berbahan dasar semen hidraulis SNI 8912:2020 adalah lebih ramah lingkungan," ujar Oktoria.
Oktoria menjelaskan, semen hidraulis merupakan tipe semen yang diproduksi dengan mengoptimasikan pemanfaatan sustainable cementitious materials, sehingga dalam aplikasinya dapat menghasilkan material beton dengan emisi CO2 yang lebih rendah.