Ia menambahkan, koreksi itu lebih bersifat respons jangka pendek ketimbang indikasi perubahan fundamental dan valuasi perusahaan.
“Diketahui, penggunaaan hasil rights issue ini sebagian akan digunakan untuk mengakuisisi 41 persen saham CBDK. Maka, jika rights issue ini terserap oleh pasar, akan ada inflow sebesar 41 persen dikalikan Rp16 triliun atau kisaran Rp6,4 triliun. Sementara saat ini free float dari CBDK saja berkisar di Rp3,9 triliun,” tutur Michael.
Melihat potensi aliran dana tersebut, Michael menyebut bahwa wajar bila pergerakan CBDK justru lebih agresif dibanding PANI.
Dari sisi teknikal, Michael menilai tren CBDK masih konstruktif. “CBDK berpotensi menuju angka Rp10.000 berdasar base ascending triangle consolidation yang memiliki neckline support di Rp7.500,” imbuh dia.
Sebelumnya, PANI kembali mengumumkan perubahan jadwal rights issue, yang akan berlangsung pada 12-18 Desember 2025.