Prospek Blibli Kedepan
Selain kuat dari segi ekosistem, Blibli juga mempunyai kekuatan di lini bisnisnya.
Sebagaimana disebutkan dalam prospektus, menurut Frost & Sullivan, Blibli.com memiliki Total Addressable Market (TAM) dari pelayanan e-commerce sebesar USD150 miliar di tahun 2025 dengan pertumbuhan CAGR yang diproyeksikan mencapai 19 persen di tahun tersebut.
Selain itu, menurut Euromonitorpelayanan dari segmen perjalanan dan gaya hidup melalui tiket.com juga turut menyumbang nilai TAM mencapai USD41 miliar di tahun 2025. Sedangkan proyeksi pertumbuhan CAGR sebesar 28 persen di tahun 2025.
Tak hanya itu, melalui Ranch Market, Blibli melayani segmen retail dengan TAM sebesar USD245 miliar pada 2025 dengan pertumbuhan CAGR yang diperkirakan mencapai 6 persen dari tahun 2020 hingga 20225.
Bila diakumulasikan, TAM gabungan Blibli melalui berbagai unit usaha tersebut mencapai USD225 miliar di tahun 2020. Selain itu, berdasarkan Frost & Sullivan dan Euromonitor, pertumbuhan CAGR di tahun 2025 mendatang diproyeksikan mencapai 11 persen menjadi USD436 miliar.
Perekonomian digital Tanah Air juga diproyeksikan bakal semakin bertumbuh kedepannya.
Adapun Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyebutkan, nilai ekonomi digital Indonesia pada tahun 2025 diproyeksikan akan mencapai USD146 miliar dan menguasai 40 persen pangsa pasar ekonomi internet di Asia Tenggara.
Sementara per tahun 2021, Indonesia tercatat sebagai negara dengan nilai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, yakni mencapai USD70 miliar.
Sedangkan e-commercemenjadi sektor penopang utama ekonomi digital di Tanah Air dimana pada tahun tersebut nilainya mencapai USD53 miliar. Di tahun 2025, angka tersebut akan terus naik hingga USD104 miliar.
Kekuatan ekonomi digital Indonesia terutama dari sektor e-commerce di masa depan dapat menjadi prospek yang menarik bagi kinerja Blibli kedepannya.
Selain itu, dengan perolehan dana dari Penawaran Umum Saham Perdana dapat memperkuat kinerja perusahaan. Sebagaimana disebutkan dalam prospektus Blibli, dana tersebut akan dialokasikan untuk keperluan pembayaran saldo utang fasilitas perbankan sebesar Rp5,5 triliun.
Dana tersebut rencananya juga akan digunakan untuk modal kerja untuk pengembangan usaha hingga penambahan fasilitas pendukung usaha perseroan.
Dengan digunakannya dana tersebut untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan, Blibli juga dapat menutup berbagai beban operasional perusahaan. Terlebih, selama ini Blibli menggelontorkan biaya untuk iklan dan pemasaran dalam jumlah jumbo.
Informasi saja, biaya iklan dan pemasaran Blibli di triwulan I-2022 mencapai Rp310,71 miliar. Sedangkan di tahun 2021, biaya dari segmen ini mencapai Rp1,17 triliun, dan pada tahun 2019 biaya tersebut mencapai Rp2,05 triliun.
Periset: Melati Kristina
(ADF)