sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bedah Prospek Blibli Jelang Manggung di Bursa, Bakal Menarik?

Market news editor Melati Kristina - Riset
18/10/2022 15:04 WIB
Perusahaan e-commerce, Blibli bakal melakukan IPO. Besarnya ekosistem serta pertumbuhan ekonomi digital kedepannya bisa jadi prospek menarik bagi sahamnya.
Bedah Prospek Blibli Jelang Manggung di Bursa, Bakal Menarik? (Foto: Public Expose Blibli)
Bedah Prospek Blibli Jelang Manggung di Bursa, Bakal Menarik? (Foto: Public Expose Blibli)

IDXChannel – PT Global Digital Niaga Tbk atau Blibli bakal melakukan initial public offering (IPO). Adapun perusahaan milik Grup Djarum tersebut memiliki kekuatan ekosistem yang bisa jadi prospek menarik bagi kinerja sahamnya mendatang.

Mengacu pada prospektus perusahaan, Blibli resmi melakukan penawaran awal (bookbuilding) 17 hingga 24 Oktober 2022. Sedangkan perusahaan ini akan melakukan pencatatan nama dengan kode saham ‘BELI’ pada 7 Nobember 2022 mendatang.

Sementara saham yang akan dilepas sebanyak-banyaknya 17,77 miliar saham dengan nominal Rp250/saham.

Selama masa bookbuilding, Blibli akan menawarkan sahamnya dengan harga penawaran Rp410-560/saham. Dengan demikian, dana segar yang bakal diraup Blibli setelah IPO mencapai Rp7,28 triliun hingga Rp8,17 triliun.

Setelah melaksanakan IPO, kepemilikan saham Blibli dikendalikan oleh PT Global Investama Andalan dengan kepemilikan sebesar 83,3 persen saham. Semetara masyarakat akan memegang 15 persen saham perusahaan.

Selain itu, sisanya, saham Blibli akan dipegang oleh pemilik saham individu seperti Kusumo Martanto, Lisa Widodo, Honky Harjo, Andy Utomo, dan Hendry, dengan akumulasi sebesar 1,2 persen saham.

Blibli merupakan platform e-commerce dengan model bisnis B2C (business to consumer) yang berdiri pada tahun 2011. Adapun perusahaan e-commerce ini turut didirikan oleh Grup Djarum.

Dikendalikan Grup Djarum

Sejak berdiri pada tahun 2011 lalu, Blibli didirikan oleh beberapa pendiri atau foundernya yakni Kusumo Martanto, Lisa Widodo, Hendry, Lay Ridwan Gautomo, dan Martin Hartono (anak dari Robert Budi Hartono).

Keterlibatan keluarga Hartono, pemilik dari Grup Djarum pada perusahaan ini juga terlihat dari dukungan GDP venture yang merupakan perusahaan pendanaan dan pengembangan ekosistem digital di bawah naungan PT Djarum.

Adapun salah satu pendirinya, Kusumo Martanto dahulunya dipinang oleh Grup Djarum pada tahun 2009 untuk membantu PT Global Digital Prima yang menaungi PT Global Digital Niaga dengan Blibli sebagai produknya.

Sebelum IPO, PT Global Investama Andalan mengendalikan 98,46 persen, sedangkan foundernya Kusumo Martanto memegang 0,04 persen saham.

Sementara founder lainnya yang turut memegang saham Blibli yakni Honky Harjo (0,03 persen), Lisa Widodo (0,0029 persen), Hendry (0,002 persen), dan Andy Utomo (0,001 persen).

Selain itu, pemilik Grup Djarum yaitu Budi Hartono dan Bambang Hartono juga merupakan penerima manfaat akhir atau utlimate beneficial ownership (UBO) dari Blibli.

Kekuatan Ekosistem Perusahaan

Berada di bawah naungan Grup Djarum, keterlibatan konglomerasi turut berpengaruh bagi kekuatan ekosistem perusahaan. Adapun grup ini memiliki hubungan asosiasi dengan tiga merek rokok terkemuka termasuk Djarum Super.

Selain itu, Blibli juga mempunyai organisasi nonprofit yang merupakan sponsor utama dalam olahraga badminton yakni Djarum Foundation.

Blibli juga terafiliasi dengan emiten perbankan terbesar di Indonesia yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar di Tanah Air.

Melansir prospektus perusahaan, kemitraan Blibli dengan BBCA untuk menunjang metode pembayaran, peluncuran kartu kredit dengan Blibli.com, hingga layanan bank digital oleh anak perusahaan yakni Blu.

Selain BBCA, Blibli juga terafiliasi dengan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) sebagai perusahaan yang memiliki afiliasi komunikasi dengan perusahaan.

TOWR merupakan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia yang mengoperasikan lebih dari 28 ribu menara telekomunikasi di Indonesia melalui anak usahanya yaitu PT Profesional Telekomunikasi Indonesiadan PT Solusi Tunas Pratama Tbk.

Tak hanya itu, konglomerasi Grup Djarum juga mengakuisisi salah satu start up pemesanan tiket online di Tanah Air yaitu tiket.com di tahun 2017. Sementara sebanyak 99,99 persen saham tiket.com dikendalikan langsung oleh Blibli.

Selain mengakuisisi tiket.com, Blibli juga mengakuisisi perusahaan ritel untuk memperkuat ekspansi bisnis. Adapun perusahaan ritel tersebut adalah Ranch Market, yang sahamnya diakuisisi sebesar 51 persen pada 30 September 2021. (Lihat grafik di bawah ini.)

Sumber: Paparan publik (public expose) Blibli, Selasa (18/10/2022)

Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI) per 30 September 2022, Blibli melalui PT Global Digital Niaga  menguasai 70,6 persen PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC) yang merupakan perusahaan yang menanungi Ranch Market.

Blibli juga memiliki afiliasi dengan perusahaan di bidang fintech, yakni Cermat Pte. Ltd. (Cermati) yang merupakan perusahaan teknologi keuangan terkemuka asal Singapura.

Perusahaan tersebut juga mengoperasikan kelompok usaha perusahaan fintech dengan layanan beragam dari financial marketplace, Buy Now Pay Later, dan asuransi. Dengan afiliasi di Cermati, perusahaan menyediakan asuransi serta produk PayLater untuk Blibli.com dan tiket.com.

Selain perusahaan-perusahaan di atas, menurut prospektus perusahaan, Blibli juga memiliki investasi yang luas, salah satunya di bidang bisnis teknologi, Blibli berinvestasi di raksasa ride hailing seperti Grab, aplikasi kesehatan Halodoc, hingga raksasa tekno yaitu PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO).

Tak hanya itu, Blibli juga berinvestasi di berbagai sektor, seperti media (Kumparan, IDN Media, Kaskus, dan Getplus), hotel dan real estate (Grand Indonesia, Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, dan Padma Hotel), hingga bisnis industrial dan pertanian (PT Agra Bareksa dan Ecogreen Oleochemicals).

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement