Selain itu, kata jajaran direksi dan komisaris, perseroan juga telah melaksanakan studi kelayakan untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha pengoperasian kapal tersebut pada masa yang akan datang.
Adapun alasan lainnya adalah perseroan memandang hal-hal, mulai dari tingginya permintaan pasar atas kebutuhan penggunaan Mother Vessel (seiring perkembangan produksi tambang batubara dan/atau komoditas curah di indonesia).
Di samping itu, upaya pencapaian sasaran bisnis, di mana perusahaan pelayaran nasional hanya mampu menyerap 60%-70% kebutuhan pangsa pasar atas penggunaan Mother Vessel.
Kemudian, pembelian kapal anyar berguna untuk memperkuat armada yang dibutuhkan perseroan dalam melaksanakan pekerjaan di masa yang akan datang.
Tidak hanya itu, transaksi material tersebut berpotensi membuat perseroan juga dapat membukukan hasil pendapatan yang lebih optimal dengan adanya kontrak jangka panjang yang akan dimiliki.
“Pengaruh transaksi pada kondisi keuangan Perseroan adalah Perseroanmemerlukan fasilitas dari perbankan dan/atau institusi keuangan untuk memenuhi pembayaran belanja modal (capital expenditure) atas pembelian kapal kargo Mother Vessel, berdasarkan penelaahan yang dilakukan Perseroan tidak terdapat dampak material terhadap kondisi keuangan Perseroan atas penerimaan fasilitas ini,” jelas manajemen CBRE.
Direksi dan Dewan Komisaris juga menyatakan, perseroan atas rencana transaksi material tersebut belum melakukan pengikatan transaksi jual beli kapal dengan pihak manapun sampai dengan surat ini diterbitkan.
“Perseroan saat ini dalam tahap menjalin komunikasi dengan pihak broker kapal guna penentuan target kapal yang akan dilakukan pembelian,” imbuh pihak CBRE. (ADF)