IDXChannel - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) melaporkan telah mencetak laba bersih pada kuartal I-2024 sebesar Rp5,3 triliun. Angka tersebut tumbuh 2% dari laba tahun sebelumnya sebesar Rp5,2%.
Berdasarkan laporan keuangan di keterbukaan informasi BEI, Senin (29/4/2024), net interest income (NII) BNI tercatat turun menjadi Rp9,4 triliun atau 9,8% secara yoy, terutama akibat membengkaknya beban bunga sebesar 47,5% yoy menjadi Rp6,4 triliun.
Sementara itu, Pre-Provision Operating Profit (PPOP) BNI turun menjadi Rp8,2 triliun atau turun 5,4% yoy. Kenaikan laba bersih BNI pada kuartal I 2024 ini didorong oleh beban provisi yang turun menjadi Rp1,7 triliun atau 19% yoy.
Dari segi operasional, kredit disalurkan tumbuh 9,6% yoy, sejalan dengan guidance manajemen di level 9–11% dan target industri dari BI dan OJK pada level 9–12%.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) BNI meningkat 4,9% yoy, didorong oleh peningkatan CASA 6% yoy dan deposito 2,4% yoy. Hal ini membuat Loan-to-Deposit Ratio (LDR) naik ke level 89% dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu hanya 85,8%.
Di sisi lain, Net Interest Margin (NIM) BNI turun ke level 4,0% dibandingkan pada kuartal I 2023 hanya 4,7%, jauh di bawah guidance manajemen yang mengincar ≥4,5%.
Beban bunga BNI membengkak, terutama didorong oleh naiknya cost of funds menjadi 2,8% dibandingkan kuartal I-2023 1,9%. Dari sisi kualitas aset, Non–Performing Loan (Gross) BNI tercatat turun menjadi 2% dibandingkan kuartal I-2023 tercatat 2,8%.
Total aset BNI tercatat turun 1,84% menjadi RP 1.066 triliun hingga akhir Maret 2024, dengan ekuitas juga turun 3% menjadi Rp149,70 triliun.
(DES)