Kedua pihak tetap terpecah tentang bagaimana mengendalikan defisit federal. Mengutip Reuters, partai Demokrat masih berpendapat orang Amerika yang kaya dan bisnis harus membayar lebih banyak pajak sementara Partai Republik menginginkan pemotongan pengeluaran pemerintah.
Jika negosiasi ini terus menemui jalan buntu, pasar akan bereaksi paling cepat terhadap kondisi ini. Konsekuensi terburuk, paling tidak dampak langsung yang akan terlihat adalah akan ada aksi jual besar-besaran di Wall Street dan akan merembet ke banyak pasar utama dunia, termasuk Asia.
Dalam analisis terbarunya, UBS bahkan mengatakan S&P 500 bisa turun setidaknya 20% akibat kondisi ini.
Jika aksi jual terjadi, analis percaya ini akan menyamai atau melampaui penurunan tajam pada September 2008, ketika DPR menolak paket penyelamatan USD700 miliar karena AS berada di jurang krisis keuangan global.
Saat itu, Dow Jones Industrial Average turun sekitar 778 poin dalam sehari, yang kemudian merupakan penurunan satu hari terbesar dalam sejarah salah satu indeks Wall Street tersebut. (ADF)