IDXChannel – Bursa saham Asia menguat pada Kamis (16/1/2025), mengikuti reli di Wall Street setelah data menunjukkan penurunan tak terduga pada inflasi inti dan laporan kinerja keuangan bank yang solid.
Menurut data pasar, hingga pukul 09.44 WIB, Indeks Nikkei Jepang 225 naik 0,31 persen ke sekitar 38.585, pulih dari kerugian awal pekan ini.
Namun, investor tetap berhati-hati terhadap saham Jepang setelah Gubernur Bank of Japan (BoJ), Kazuo Ueda, mengindikasikan pada Rabu, bank sentral akan membahas kemungkinan kenaikan suku bunga dalam pertemuan kebijakan pekan depan.
Data terbaru juga menunjukkan harga produsen Jepang naik 3,8 persen secara tahunan pada Desember, setara dengan laju pada November.
Shanghai Composite juga mendaki 0,25 persen, Hang Seng Index Hong Kong terangkat 0,84 persen, dan KOSPI Korea Selatan tumbuh 1,25 persen.
Sementara, ASX 200 Australia naik 1,27 persen dan STI Singapura 0,83 persen.
Wall Street Berpesta
Indeks saham utama Amerika Serikat (AS) alias Wall Street ditutup menghijau pada Rabu, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS merosot, didorong oleh laporan inflasi konsumen terbaru dan kinerja keuangan dari bank-bank besar.
Nasdaq Composite melonjak 2,5 persen ke 19.511,2, S&P 500 naik 1,8 persen ke 5.949,9, dan Dow Jones Industrial Average menguat 1,7 persen ke 43.221,6.
Mengutip MT Newswires, hampir semua sektor mencatat kenaikan, dipimpin oleh sektor barang konsumsi non-primer, kecuali sektor barang konsumsi primer yang melemah.
Inflasi konsumen (CPI) AS meningkat pada Desember baik secara bulanan maupun tahunan, meskipun inflasi inti berada di bawah estimasi Wall Street.
Sebelumnya, data resmi pada Selasa menunjukkan pertumbuhan harga produsen (PPI) AS melambat secara tak terduga pada bulan yang sama.
Menurut BMO Capital Markets, "Masih ada pekerjaan melawan inflasi yang perlu dilakukan Federal Reserve, sehingga rencana penurunan suku bunga federal dilakukan lebih perlahan."
Federal Reserve (The Fed) diperkirakan mempertahankan suku bunga bulan ini dan tidak akan melanjutkan pemangkasan hingga mendapatkan kejelasan terkait dampak inflasi dari tarif yang mungkin diberlakukan pekan depan.
Presiden terpilih AS Donald Trump dijadwalkan dilantik pada Senin mendatang.
Dalam laporannya, The Fed menyebutkan, aktivitas ekonomi AS meningkat sedikit hingga moderat pada akhir November dan Desember 2024, meskipun terdapat kekhawatiran dampak kebijakan imigrasi dan tarif terhadap ekonomi.
Sementara itu, aktivitas manufaktur New York mencatat penurunan tak terduga ke wilayah kontraksi pada Januari, seiring anjloknya pesanan dan pengiriman.
Presiden Fed New York, John Williams, menyampaikan bahwa ia memperkirakan inflasi akan secara bertahap turun ke target 2 persen dalam beberapa tahun ke depan. "Proses disinflasi akan memakan waktu dan mungkin tidak mulus," katanya.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun merosot 13,3 basis poin menjadi 4,66 persen pada Rabu, sementara imbal hasil tenor dua tahun turun 9,5 basis poin menjadi 4,27 persen.
Laporan Keuangan Bank Besar AS
JPMorgan Chase, Goldman Sachs, dan Citigroup melaporkan hasil keuangan kuartal IV-2024 yang melampaui ekspektasi pasar. Saham Goldman Sachs melonjak 6 persen, menjadi penopang utama Dow, sementara Citigroup naik 6,5 persen, salah satu yang terbaik di S&P 500. JPMorgan menguat 2 persen.
Wells Fargo, di sisi lain, melaporkan penurunan pendapatan tak terduga pada kuartal keempat karena pendapatan bunga bersih lebih rendah, meskipun laba per saham melampaui ekspektasi. Sahamnya naik 6,7 persen. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.