sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bursa Asia Menguat di Tengah Lonjakan Harga Minyak Dunia

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
16/06/2025 09:48 WIB
Bursa saham Asia cenderung menguat pada Senin (16/6/2025), sementara harga minyak kembali naik di tengah konflik antara Israel dan Iran.
Bursa Asia Menguat di Tengah Lonjakan Harga Minyak Dunia. (Foto: Freepik)
Bursa Asia Menguat di Tengah Lonjakan Harga Minyak Dunia. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Bursa saham Asia cenderung menguat pada Senin (16/6/2025), sementara harga minyak kembali naik di tengah konflik antara Israel dan Iran yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.

Ketegangan geopolitik ini menambah beban bagi ekonomi global di pekan yang penuh dengan agenda pertemuan bank sentral.

Ketegangan tersebut mencuat menjelang pertemuan para pemimpin G7 di Kanada, dengan kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang sudah lebih dulu memicu ketegangan diplomatik.

Meski begitu, investor belum menunjukkan kepanikan. Pasar valuta asing tetap stabil, dan kontrak berjangka saham Wall Street mulai pulih setelah sempat melemah di awal perdagangan.

Harga minyak mentah naik 1 persen, menambah kenaikan 13 persen dari pekan lalu. Kenaikan harga ini berisiko memicu tekanan inflasi yang, jika berlanjut, bisa makin mengurangi kemungkinan Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga saat pertemuan Rabu mendatang.

Kontrak berjangka saat ini hampir tidak mencerminkan peluang pemangkasan suku bunga dari kisaran 4,25 persen hingga 4,5 persen, dan peluang untuk pemangkasan pada Juli juga sangat kecil. Pasar akan mencermati setiap perubahan dalam proyeksi suku bunga atau dot plot The Fed.

“Komite akan merilis proyeksi ekonomi terbaru, dan kami perkirakan proyeksi suku bunga dalam dot plot, yang sebelumnya menunjukkan median dua kali pemangkasan tahun ini, kini hanya menunjukkan satu kali pemangkasan,” ujar Kepala Ekonomi AS di JPMorgan, Michael Feroli, dikutip dari Reuters.

Meski begitu, pasar masih memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga hingga Desember, dengan peluang terbesar untuk pemangkasan pertama pada September.

Data penjualan ritel AS yang akan dirilis Selasa menjadi sorotan, karena pelemahan di sektor otomotif diperkirakan menekan angka utama, meskipun penjualan inti diprediksi naik. Karena libur pasar pada Kamis, data klaim pengangguran mingguan akan dirilis lebih awal pada Rabu.

Untuk saat ini, investor menanti perkembangan situasi. Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,1 persen.

Indeks Nikkei Jepang menguat 0,98 persen, sementara indeks saham Korea Selatan KOSPI terkerek 0,61 persen.

Saham unggulan China (CSI 300) naik 0,1 persen setelah data menunjukkan penjualan ritel meningkat 6,4 persen pada Mei, melampaui ekspektasi, meski output industri sesuai dengan perkiraan.

Kontrak berjangka S&P 500 naik 0,1 persen dan Nasdaq futures menguat 0,2 persen, pulih dari pelemahan awal.

Pasar Eropa lebih tertekan karena ketergantungan kawasan terhadap impor minyak. Kontrak berjangka EUROSTOXX 50 turun 0,2 persen, sementara DAX futures Jerman turun 0,3 persen. FTSE futures relatif stabil. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement