IDXChannel - PT Pertamina (Persero) mampu mengerek pertumbuhan laba di tengah penurunan harga minyak mentah dunia. Salah satu penopangnya yaitu capaian produksi migas yang tembus 1 juta barel oil ekuivalen per day (BOEPD).
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri mengaku masih terdapat beberapa tantangan yang dihadapi perseroan hingga Juli 2025, terutama penurunan parameter dari sisi harga minyak mentah, solar, hingga pelemahan nilai tukar rupiah jika dibandingkan kondisi Juli 2024.
Dalam paparannya, Pertamina menyampaikan harga minyak mentah Indonesia (ICP) turun 14 persen menjadi USD 69,74 per barel dibanding periode Juli 2024 yang mencapai USD 81,38 per barel.
Harga MOPS Solar juga terkoreksi 14 persen menjadi USD 85,77 per barel, sementara kurs rupiah melemah dari Rp16.294 per dolar AS menjadi Rp16.459 per dolar AS.
Kondisi tersebut berdampak pada pendapatan usaha sebesar USD40,9 miliar atau setara Rp672 triliun. Nilainya turun 6 persen dari Juli 2024 sebesar USD43,52 miliar atau setara Rp716 triliun (kurs:16.460).