IDXChannel - Bursa saham Asia menguat pada Senin (29/9/2025) di tengah investor mengantisipasi kemungkinan penutupan pemerintahan Amerika Serikat (AS), yang berpotensi menunda rilis laporan ketenagakerjaan September serta sederet data penting lainnya.
KOSPI Korea Selatan menguat 1,31 persen dengan kenaikan bulanan lebih dari 6 persen. Indeks MSCI saham Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,4 persen, mendekati kenaikan bulanan hampir 4 persen.
Shanghai Composite meningkat 0,17 persen, Hang Seng Hong Kong mendaki 1,50 persen, ASX 200 Australia naik 0,64 persen, dan STI Singapura tumbuh 0,26 persen.
Berbeda, Indeks Nikkei Jepang turun 0,96 persen meski telah naik 6 persen sepanjang September,
Futures S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik 0,2 persen setelah melemah tipis pekan lalu. Futures EUROSTOXX 50, FTSE, dan DAX masing-masing bertambah 0,3 persen.
Melansir dari Reuters, Presiden AS Donald Trump dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin Demokrat dan Republik di Kongres pada Senin untuk membahas perpanjangan pendanaan pemerintah.
Tanpa kesepakatan, penutupan akan dimulai Rabu, bertepatan dengan diberlakukannya tarif baru AS untuk truk berat, obat-obatan, dan sejumlah barang lainnya.
Penutupan yang berkepanjangan dapat membuat The Federal Reserve kekurangan panduan ekonomi saat menggelar rapat pada 29 Oktober.
“Jika penutupan berlangsung hingga rapat The Fed, bank sentral akan mengandalkan data swasta untuk keputusan kebijakan,” tulis analis BofA.
“Secara keseluruhan, kami memperkirakan hal ini hanya sedikit menurunkan peluang pemangkasan suku bunga pada Oktober,” imbuh analis BofA.
Saat ini pasar memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) pada Oktober mencapai 90 persen, dengan sekitar 65 persen kemungkinan pemangkasan lagi pada Desember.
Analis BofA memperkirakan penutupan hanya memangkas sekitar 0,1 persen poin pertumbuhan ekonomi setiap pekannya, meski dampaknya terhadap pasar keuangan sejauh ini dinilai minimal.
Mereka mengingatkan, jika pemerintah menggunakan penutupan ini untuk melakukan pemutusan hubungan kerja permanen, dampaknya pada ketenagakerjaan dan kepercayaan konsumen bisa lebih signifikan.
Ketidakpastian juga menyelimuti pertemuan para jenderal dan laksamana AS di Quantico, Virginia, pada Selasa, yang dipanggil oleh Menteri Pertahanan Pete Hegseth dan kabarnya akan dihadiri Trump.
Meski demikian, analis memperkirakan aksi beli untuk mengawali kuartal baru akan menopang pasar saham. Secara historis, kuartal IV cenderung positif bagi bursa saham; S&P 500 tercatat menguat pada 74 persen kuartal IV sebelumnya.
Di pasar obligasi, imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun bertahan di 4,17 persen setelah pekan lalu tertekan oleh serangkaian data ekonomi AS yang positif, yang membuat investor mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga lebih lanjut.
Sejumlah pejabat bank sentral dijadwalkan berbicara pekan ini, termasuk sedikitnya empat pejabat The Fed dan Bank Sentral Eropa pada Senin saja. (Aldo Fernando)