sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bursa Saham Asia Reli Jelang Akhir Pekan

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
03/10/2025 10:40 WIB
Bursa saham Asia menguat pada Jumat (3/10/2025), seiring meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan segera memangkas suku bunga.
Bursa Saham Asia Reli Jelang Akhir Pekan. (Foto: Reuters)
Bursa Saham Asia Reli Jelang Akhir Pekan. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Bursa saham Asia menguat pada Jumat (3/10/2025), seiring meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan segera memangkas suku bunga.

Sentimen ini membantu meredam kekhawatiran terkait penutupan sebagian pemerintahan Amerika Serikat yang mendorong harga emas ke rekor tertinggi dan menekan nilai dolar.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik naik 0,14 persen, mendekati rekor tertinggi yang dicapai pada Kamis. Indeks tersebut diperkirakan mencatat kenaikan lebih dari 2 persen sepanjang pekan dan telah menguat 23 persen sejak awal tahun.

Dengan pasar China dan sejumlah negara Asia masih libur panjang, volume transaksi di kawasan diperkirakan tipis.

Indeks Nikkei Jepang naik 0,75 persen pada awal perdagangan, tak jauh dari rekor tertinggi bulan lalu menjelang pemungutan suara akhir pekan yang akan menentukan perdana menteri berikutnya dan arah kebijakan fiskal serta moneter ke depan.

Mengutip Reuters, investor sejauh ini cenderung mengabaikan penutupan pemerintahan yang merupakan yang ke-15 sejak 1981, meski situasi tersebut telah menyebabkan penghentian riset ilmiah, pengawasan keuangan, serta penundaan publikasi data ekonomi penting, termasuk laporan ketenagakerjaan yang seharusnya dirilis Jumat.

Salah satu alasannya adalah karena secara historis, penutupan pemerintahan hanya berdampak terbatas terhadap pertumbuhan ekonomi dan kinerja pasar. Kepala Strategi Investasi Global di J.P. Morgan Private Bank Weiheng Chen mengatakan, investor tampaknya masih memberi waktu bagi Washington untuk mencapai kesepakatan, meski penutupan yang berkepanjangan berpotensi mulai menggoyang pasar.

“Untuk saat ini, investor lebih fokus pada potensi dampak siklus pemangkasan suku bunga The Fed, kebijakan perdagangan dan imigrasi, data ekonomi, serta laporan keuangan perusahaan,” ujar Chen.

Pasar Asia mengikuti sentimen positif Wall Street, di mana ketiga indeks utama ditutup pada rekor tertinggi, ditopang oleh saham teknologi seiring antusiasme investor terhadap sektor kecerdasan buatan yang tetap kuat.

Dengan tidak adanya laporan resmi mengenai pasar tenaga kerja AS, investor beralih ke sumber data alternatif dari sektor publik dan swasta yang sejauh ini menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja yang lesu.

Kepala Ekonom AS di T. Rowe Price Blerina Uruci mengatakan, penundaan data ekonomi penting menjadi tantangan bagi The Fed yang sangat bergantung pada data, sehingga bank sentral harus mengandalkan indikator yang kurang komprehensif seperti data ADP dan klaim tunjangan pengangguran.

“Kurangnya kejelasan dapat memicu volatilitas jangka pendek dan menyulitkan pelaku pasar untuk mengambil posisi dengan percaya diri,” ujar Uruci.

Ia mencatat, sebagian investor mulai mengurangi eksposur risiko karena prospek pasar semakin sulit diprediksi.

Meski demikian, pelaku pasar semakin yakin The Fed akan tetap pada jalur pelonggaran kebijakan moneternya. Pasar kini hampir sepenuhnya memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Oktober, dan memperkirakan total pelonggaran sebesar 114 basis poin hingga akhir 2026. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement