sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Buyback dan Dividen Jadi Daya Tarik, Seberapa Prospektif BBCA?

Market news editor Desi Angriani
21/10/2025 16:42 WIB
BBCA mencatatkan kinerja solid sepanjang sembilan bulan pertama 2025, di tengah sikap hati-hati dalam penyaluran kredit.
Buyback dan Dividen Jadi Daya Tarik, Seberapa Prospektif BBCA? (Foto: iNews Media Group)
Buyback dan Dividen Jadi Daya Tarik, Seberapa Prospektif BBCA? (Foto: iNews Media Group)

IDXChannel - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan kinerja solid sepanjang sembilan bulan pertama 2025, di tengah sikap hati-hati dalam penyaluran kredit dan kondisi ekonomi yang masih bertransisi. 

Riset terbaru Stockbit, Senin (20/10/2025) menilai prospek saham BBCA tetap positif seiring potensi percepatan pertumbuhan kredit dan kebijakan buyback yang baru diumumkan.

Adapun BBCA membukukan laba bersih sebesar Rp14,4 triliun pada kuartal III-2025, tumbuh 1 persen secara tahunan (YoY) namun sedikit menurun 3 persen secara kuartalan (QoQ). 

Secara kumulatif, laba bersih selama sembilan bulan pertama 2025 mencapai Rp43,4 triliun, naik 6 persen YoY dan telah memenuhi sekitar 75 persen dari estimasi laba 2025 berdasarkan konsensus analis.

Hasil ini sejalan dengan ekspektasi, mencerminkan pendekatan konservatif BCA dalam ekspansi kredit dan peningkatan provisi. Namun, pada paparan kinerja kuartal III, manajemen menunjukkan sikap lebih optimistis dalam memasuki akhir dan tahun depan, seiring proyeksi membaiknya kondisi makroekonomi, dorongan belanja pemerintah, serta potensi penurunan suku bunga.

Adapun BBCA mempertahankan target pertumbuhan kredit 2025 di kisaran 6-8 persen YoY, dengan realisasi per September sudah mencapai 8 persen YoY. Sementara itu, cost of credit (CoC) diperkirakan turun ke level 0,5 persen pada akhir tahun, dibandingkan posisi 0,6 persen pada kuartal III.

Untuk 2026, BCA mengindikasikan pertumbuhan kredit berpotensi lebih cepat, di kisaran 8-10 persen YoY, seiring meningkatnya permintaan pinjaman dan penghimpunan dana murah (CASA). Penurunan suku bunga acuan yang diperkirakan mencapai 1 kali pada 2025 dan 3 kali pada 2026 juga dinilai akan mendorong aktivitas pembiayaan.

Buyback Rp5 triliun dan potensi dividen 

Sebagai sinyal kepercayaan terhadap fundamental perseroan, BBCA mengumumkan rencana pembelian kembali saham (buyback) senilai maksimal Rp5 triliun, yang akan berlangsung pada 22 Oktober 2025 hingga 19 Januari 2026. Harga tertinggi pembelian ditetapkan sebesar Rp9.200 per saham, dengan realisasi dana buyback akan disesuaikan kondisi pasar.

Selain itu, manajemen tengah mempertimbangkan peningkatan porsi pembagian dividen untuk tahun buku 2025. Dengan capital adequacy ratio (CAR) yang mencapai 29,9 persen per September 2025, Stockbit menilai BCA memiliki ruang untuk meningkatkan dividend payout ratio (DPR) dari posisi tahun sebelumnya sebesar 67,4 persen.

Saham BBCA sempat menguat 7,9 persen dalam dua hari terakhir dan diperdagangkan pada 3,2 kali price-to-book value (P/BV) 1-year forward, atau sekitar 2,5 standar deviasi di bawah rata-rata historis 5 tahun terakhir. 
Dengan valuasi yang relatif murah dan prospek peningkatan kinerja pada kuartal IV-2025, Stockbit mempertahankan pandangan positif terhadap sektor perbankan, khususnya BBCA.

"Kinerja kuartal III kemungkinan menjadi titik terendah sebelum akselerasi di kuartal IV, dengan potensi pertumbuhan kredit dan perbaikan kualitas aset yang berlanjut pada 2026," tulis analis Stockbit.

Hingga Selasa (21/10/2025), saham BBCA melonjak 7,62 persen ke harga Rp8.475 dengan mencatatkan transaksi Rp4,40 triliun dari 529,8 juta saham yang diperdagangkan.

(DESI ANGRIANI)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement