Jika seluruh waran dieksekusi, maka perseroan berpotensi mendapatkan tambahan modal maksimal Rp41,07 miliar. Periode penawaran umum dimulai hari ini, 2 Mei 2025 dan akan berakhir pada 6 Mei 2025. Pencatatan saham dan waran di Bursa Efek Indonesia (BEI) diharapkan bisa dilakukan pada 8 Mei 2025.
Lebih lanjut, manajemen DKHH mengungkapkan, dengan menggunakan laba bersih periode 31 Oktober 2024, maka penetapan harga saham IPO DKHH mencerminkan price to earning ratio (PER) sebesar 34,02x dan nilai buku atau price to book value (PBV) sebesar 2,07x.
"Jika dibandingkan dengan PER dan PBV rata-rata perusahaan publik tercatat di industri sejenis yang masing-masing mencapai 231,02x dan 2,22x pada periode yang sama, maka PER dan PBV DKHH lebih rendah, jadi, valuasi saham DKHH cukup menarik dibandingkan perusahaan sejenis yang listing di BEI," kata manajemen DKHH.
Sepanjang Januari-Oktober 2024, perseroan membukukan kenaikan pendapatan sebesar 15,68 persen menjadi Rp126,03 miliar seiring dengan bertambahnya jumlah fasilitas tempat tidur (bed) dan fasilitas kamar. Namun, dengan adanya ekspansi yang dilakukan, perseroan harus membayar bunga pinjaman lebih tinggi sehingga menyebabkan laba bersih tahun berjalan terkikis dari Rp5,33 miliar menjadi Rp2,17 miliar.