"Saat ini tingkat utilisasi layanan poliklinik DKH Cibadak telah mencapai sekitar 80 persen, sedangkan layanan rawat inap eksekutif memiliki tingkat utilisasi sekitar 82 persen, yang mencerminkan tingginya kebutuhan akan perluasan fasilitas rawat jalan dan rawat inap," tulis manajemen DKHH.
Selanjutnya, perseroan juga akan menggunakan sekitar Rp3,62 miliar dana IPO untuk belanja modal berupa pembelian CT-Scan serta alat medis dan non-medis yang akan digunakan RS DKH Cibadak. Kemudian, sekitar Rp612 juta dialokasikan untuk merenovasi RS DKH Cibadak yang ada saat ini.
Sisanya, akan dipakai untuk modal kerja termasuk namun tidak terbatas pada biaya pemasaran dalam rangka peningkatan branding perseroan serta pembayaran vendor obat atau farmasi dengan mekanisme pembelian secara Purchase Order (PO).
Selain saham baru, perseroan juga akan menerbitkan 265 juta waran atau 13,12 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dengan rasio 2:1. Artinya, setiap dua saham baru milik investor berhak memperoleh satu waran dengan harga pelaksanaan Rp155 per waran.