“Kami melihat ada kebutuhan yang sangat spesifik di kalangan investor ritel yaitu stabilitas, transparansi, dan akses yang mudah. Star Stable Income Fund menjawab itu semua,” ujarnya di Jakarta, Kamis (14/8/2025).
Secara industri, data Bareksa mencatat per April 2025, total AUM reksa dana nasional mencapai Rp515,6 triliun, tumbuh 1,93 persen secara bulanan dan 6,14 persen dibandingkan tahun lalu.
Investor ritel mendominasi pangsa pasar dengan porsi 94,5 persen dari total 16,9 juta investor pasar modal di Indonesia.
Hanif menuturkan, perluasan jaringan distribusi juga menjadi faktor pendukung kinerja Star AM. Saat ini, perusahaan memiliki 22 channel distribusi yang mencakup platform fintech, perusahaan sekuritas, dan bank, untuk memperluas akses investor.
Memasuki semester II-2025, Star AM menyiapkan produk baru bertajuk Star USD Sukuk Menuju Haji.
Reksa dana berbasis sukuk berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) ini dirancang sebagai sarana persiapan dana bagi calon jamaah haji, khususnya untuk biaya pelunasan, sekaligus menawarkan diversifikasi mata uang guna mengantisipasi fluktuasi kurs.
Produk tersebut juga diharapkan dapat mendukung misi pemerintah dalam membentuk ekosistem keuangan haji yang berkelanjutan.
“Kami ingin menjadi mitra finansial yang relevan dalam setiap tahap perjalanan hidup investor, termasuk dalam momen penting seperti ibadah haji,” katanya.
(Dhera Arizona)