Ia merinci, “PMI terkontraksi di kuartal I-2025 dan II-2025, masing-masing sebesar 51 dan 47. Kemudian pertumbuhan PDB di angka 4,8 persen.”
Dengan kondisi tersebut, menurutnya, “Investor perlu menurunkan ekspektasi terhadap laporan keuangan semester I-2025.”
Lebih lanjut, Michael juga mengingatkan sejumlah faktor global yang bisa menekan arus modal masuk ke pasar saham domestik.
“Saat ini investor perlu memperhatikan suku bunga AS, pelemahan ekonomi China, dan risiko inflasi yang dapat menekan capital inflow bahkan di semester II-2025,” imbuh Michael.
Ia juga menyoroti agenda penting yang akan terjadi bulan depan. “Dan di Agustus akan ada rebalancing MSCI. Berdasarkan metode market cap dan weighting mereka, bisa dipastikan akan ada outflow lanjutan untuk saham-saham bluechip, terutama perbankan,” ujar Michael.