"Dengan rekam jejak pengiriman yang konsisten, DKI optimistis dapat meningkatkan pangsa pasar global serta membuka peluang ekspansi ekspor ke negara lain," ujarnya.
Untuk memaksimalkan peluang tersebut, DKI tengah membangun pabrik baru seluas 2,3 hektare (ha) dengan kapasitas 1,5 kali lipat dari yang sudah ada. Pabrik ini dijadwalkan selesai pada semester kedua 2025 dan diproyeksikan meningkatkan jumlah rata-rata kontainer ekspor per bulan.
Di samping itu, kata Irianto, untuk menjaga bisnis tetap berkelanjutan, DRMA juga siap menangkap peluang di sektor kendaraan listrik (electric vehicle atau EV). Perseroan secara aktif mengembangkan komponen kendaraan listrik dan membangun ekosistem EV sendiri melalui Dharma Connect.
Menurut Irianto, strategi-strategi ini merupakan upaya untuk memperkuat bisnis DRMA. Pasalnya, penjualan perseroan pada 2024 masih ditopang oleh segmen kendaraan roda dua (2W) dengan penjualan mencapai Rp3,3 triliun.
Penjualan dari segmen 2W tersebut tumbuh 11,9 persen dibandingkan 2024 saat penjualan sepeda motor secara nasional hanya tumbuh 1,5 persen. Dengan kontribusi sebesar 59 persen terhadap total penjualan, segmen ini menjadi motor penggerak utama kinerja DRMA pada tahun lalu.
(Rahmat Fiansyah)