IDXChannel - PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII) mencatat penurunan volume angkutan tongkang 300 feet sebesar 942.000 metrik ton (MT), atau kurang dari 50 persen hingga September 2025, dibandingkan realisasi tahun sebelumnnya sebesar 1.984.000 MT.
Direktur Ancara Logistics Indonesia, Rahul Nalin Rathod menjelaskan, kondisi ini dipengaruhi oleh dinamika global yang menekan aktivitas ekspor batu bara.
Persaingan antara Amerika Serikat (AS) dan China, juga turut memengaruhi arus ekspor batu bara ke dua negara konsumen utama, yakni China dan India. Penurunan permintaan dari kedua pasar tersebut berdampak langsung pada utilisasi tongkang 300 feet yang selama ini banyak digunakan untuk pengangkutan ekspor.
Selain faktor global, perubahan pola permintaan pelanggan juga menjadi salah satu penyebab. Sepanjang 2025, dua pelanggan utama Perseroan, PT Ade Putra Tanrajeng dan PT Guruh Putra Bersama, lebih banyak melayani pasar domestik.
"Hal ini didorong oleh kondisi bisnis yang belum sepenuhnya kondusif serta harga penjualan domestik yang dinilai cukup menarik dibandingkan pasar ekspor," kata Rahul dalam paparan Public Expose di keterbukaan informasi, Kamis (25/12/2025).
Meski demikian, perseroan tetap optimistis terhadap prospek pemulihan volume angkutan pada 2026. Rahul memproyeksikan pendapatan dari tongkang 180 feet maupun 300 feet akan mengalami peningkatan, seiring dengan kenaikan volume produksi dari kedua pelanggan utama serta penyesuaian arah strategi bisnis Perseroan ke depan.
Salah satu langkah konkret yang disiapkan untuk mendukung peningkatan volume angkutan adalah rencana penambahan fasilitas Intermediate Stockpile (ISP) baru, di luar ISP yang saat ini telah dimiliki Perseroan. Penambahan fasilitas ini diharapkan dapat meningkatkan fleksibilitas operasional dan memperbaiki tingkat keterisian armada, termasuk tongkang berkapasitas besar.
Dari sisi kinerja keuangan, ALII mencatat EBITDA sebesar Rp379 miliar per September 2025, relatif stabil dibandingkan dengan EBITDA akhir 2024 yang sebesar Rp385 miliar. Manajemen meyakini hingga akhir 2025, EBITDA perseroan berpotensi meningkat dibandingkan capaian tahun sebelumnya.
"Kinerja perseroan pada 2025 tetap berada pada jalur yang positif, meskipun terdapat tekanan pada volume pengangkutan tongkang 300 feet," katanya.
(DESI ANGRIANI)