IDXChannel - PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mencatatkan pertumbuhan laba bersih di semester I 2023. Perseroan membukukan laba sebesar Rp1,03 triliun, naik 8% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp955,46 miliar.
“Perseroan secara konsisten memberikan kinerja yang kuat di semua siklus ekonomi yang didukung oleh logistik yang luas dan infrastruktur rantai pasokan, serta strategi manajemen rantai pasokan yang disiplin,” kata Presiden Direktur AKRA, Haryanto Adikoesoemo dalam keterangan resminya, Rabu (26/7/2023).
Haryanto menambahkan, pertumbuhan laba bersih perseroan juga ditopang oleh keberhasilan mengirimkan produk untuk memenuhi permintaan pelanggan secara tepat waktu, di tengah adanya gangguan global dan masalah rantai pasokan.
Sementara itu, pendapatan AKRA mengalami penurunan 10,19% menjadi Rp19,85 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp22,10 triliun. Secara rinci, pendapatan dari kontrak dengan pelanggan tercatat sebesar Rp19,71 triliun dan pendapatan sewa tercatat sebesar Rp142,01 miliar.
Haryanto menjelaskan, penurunan pendapatan AKRA di semester pertama tahun ini disebabkan oleh harga jual rata-rata yang lebih rendah. Perseroan meneruskan pergerakan harga produk petroleum ke konsumen menggunakan formula berdasarkan Mean of Plats Singapore (MOPS).
“Serta harga bahan kimia dasar lebih rendah selama semester I 2023, setelah mencatat level yang tinggi selama setahun terakhir karena membaiknya pasokan,” ujar Haryanto.
Berdasarkan segmennya, pendapatan segmen perdagangan dan distribusi tercatat sebesar Rp18,47 triliun, turun dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp21,11 triliun.
Kemudian, segmen kawasan industri mengantongi pendapatan sebesar Rp613 miliar serta segmen manufaktur dan logistik mencatatkan pendapatan sebesar Rp764 miliar.
Pada segmen kawasan industri, perseroan mencatatkan penjualan tanah kepada perusahaan besar, Hailiang, yang memulai pembangunan pabrik lembaran tembaga yang diresmikan oleh Presiden Indonesia pada kuartal ini, juga pendapatan sewa untuk smelter tembaga yang sedang dibangun di JIIPE.
“Rencana pemerintah yang berkaitan dengan hilirisasi dan manufaktur serta meningkatnya pengembangan investasi asing langsung (FDI) di Indonesia telah menjadi sumber pertumbuhan baru bagi Indonesia dan juga AKRA,” ujar Haryanto.
Hal itu diyakini akan memberikan ruang yang cukup untuk pertumbuhan penggunaan petroleum dan bahan kimia di seluruh sektor terkait. Sementara untuk bisnis ritel petroleum, BP AKR membukukan pertumbuhan volume penjualan yang lebih tinggi dan 41 gerai ritel telah beroperasi.
"Selain itu, segmen usaha kawasan industri (JIIPE) kami semakin menarik karena Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) telah beroperasi sejak akhir 2022, di mana perusahaan mencatat lebih banyak minat dari investor asing dan domestik,” lanjut Haryanto.
Sepanjang semester I 2023, JIIPE telah membukukan penjualan tanah dari PT Hailiang Nova Material Indonesia seluas 19,6 hektare.
JIIPE juga telah mendapatkan marketing land sales di kuartal II 2023. Untuk merealisasikan pengembangan lahan dan fasilitas utilitas, JIIPE telah memperoleh fasilitas kredit sebesar Rp2,5 triliun dari bank BNI.
“Kami terus memasarkan kawasan industri kami secara intensif, yang memungkinkan untuk menjual tanah dan utilitas ke beberapa perusahaan internasional ternama,” pungkas Haryanto.
(FAY)