Atas pertimbangan tersebut, Angga mengimbau agar para trader lebih memerhatikan sejumlah sentimen yang diprediksi bakal memengaruhi pergerakan sejumlah saham.
"Sentimen yang wajib diperhatikan pada minggu ini datang dari AS (Amerika Serikat), yaitu ada initial jobless claims dengan konsensus turun dari 222K ke 220k, S&P Global Composite PMI yang diprediksi naik dari 51,3 ke 51,4, S&P Global Manufacturing PMI yang diprediksi naik dari 50 ke 50,1 dan S&P Global Services PMI dengan konsensus naik dari 51,3 ke 51,5," papar Angga.
Di lain pihak, dari dalam negeri, Angga menilai sentimen bakal datang dari suku bunga dengan konsensus tetap di 6,25.
Nikel sendiri, dikatakan Angga, akan terus naik jika aksi demonstrasi di New Caledonia tidak terselesaikan dan pastinya menghambat supply nikel dari negara tersebut.
Diketahui, New Caledonia memproduksi sekitar lima persen dari supply global, atau nomor tiga terbesar di dunia, setelah Indonesia dan Filipina.