IDXChannel - Djarum Group merambah bisnis rumah sakit (RS) dengan menjadi pemegang saham minoritas PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL).
Djarum Group lewat entitas PT Dwimuria Investama Andalan (DIA) mengakuisisi 559,18 juta saham RS Hermina, mewakili 3,64 persen. DIA dimiliki oleh Hartono bersaudara, Budi dan Michael.
DIA mengakuisisi saham HEAL dengan private placement tanpa penerbitan saham baru, yakni melalui pengalihan saham treasuri. Akuisisi itu dilakukan pada harga premium dengan total transaksi mencapai Rp1,04 triliun.
"Harga pelaksanaan pengalihan saham adalah pada Rp1.875," kata Wakil Direktur Utama HEAL, Yulisar Khiat lewat keterbukaan informasi dikutip Kamis (26/6/2025).
Hingga sore ini, harga saham HEAL di pasar reguler berada di level Rp1.415. Djarum membeli saham HEAL di luar Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 25 Juni 2025.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Ismail Fakhri Suweleh menilai, Djarum akan menjadi investor strategis bagi Hermina bersama PT Astra International Tbk (ASII) yang lebih dulu mengakuisisi 7 persen saham HEAL. Keduanya adalah konglomerasi raksasa di Indonesia.
“(Kehadiran Djarum Group) memperkuat potensi jangka panjang Hermina yang tetap solid untuk beroperasi dalam skala ekonomi besar, yang terus mendorong ekspansi margin secara konsisten meskipun mayoritas pasien berasal dari JKN (BPJS)," katanya dalam riset.
Ismail mengatakan, potensi sinergi antara RS Hermina dan Djarum Grup terbuka lebar mulai dari Coordination of Benefit (CoB) antara fasilitas JKN dan layanan milik Djarum, MCU untuk puluhan ribu karyawan Djarum, dan potensi strategis lain seperti digitalisasi layanan hingga integrasi rantai pasok dengan Djarum.
Selain itu, menurut Ismail, akuisisi premium oleh Djarum Group juga menunjukkan kepercayaan terhadap potensi HEAL. Djarum mengakuisisi dengan harga EV/EBITDA 16,1 kali atas proyeksi kinerja 2025, sementara ASII masuk pada harga EV/EBITDA 18,9 kali atas kinerja keuangan 2022.
Dari sisi kinerja, Hermina saat ini tengah dihadapkan pada dua kebijakan kesehatan nasional. Pertama, penundaan kebijakan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) hingga akhir 2025. Kedua, implementasi iDRG yang berpotensi menurunkan jumlah rujukan ke RS sekunder seperti Hermina.
Ismail tetap mempertahankan rating BUY pada saham HEAL dengan target harga Rp1.750.
(Rahmat Fiansyah)