Proses buyback AVIA diketahui dimulai sejak mendapatkan restu investor melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPLSB) pada 7 Desember 2023.
Periode masih akan terus berlanjut hingga 7 Juni 2025. Perseroan menyiapkan dana sebesar Rp1 triliun demi mengeksekusi aksi korporasi itu.
Jumlah maksimal saham yang dibeli kembali sebanyak 1,425 miliar saham, atau sekitar 2,3% dari jumlah modal disetor dan ditempatkan Perseroan.
Andreas memaparkan, harga AVIA tersebut masih belum mencerminkan nilai, kinerja, dan fundamental yang sebenarnya dari AVIA. Asumsi ini dibuat dengan mempertimbangkan posisi AVIA sebagai pemimpin pasar produk cat dekoratif.
“PER AVIA masih berada di bawah level 20x, lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata PER industri sejenis di wilayah regional Asia yang mencapai kisaran 30x-50x,” paparnya.
Melalui buyback, manajemen berharap bisa meningkatkan kepercayaan serta memberikan tingkat pengembalian yang baik kepada para pemegang saham.
(FAY)