sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Emiten RI Kokoh saat Ekonomi Global Tak Pasti, Apa Rahasianya?

Market news editor Melati Kristina - Riset
18/04/2023 07:00 WIB
Kesehatan korporasi Indonesia masih kuat di tengah kondisi makro ekonomi domestik yang solid meski perekonomian global terutama AS sedang ambruk.
Emiten RI Kokoh saat Ekonomi Global Tak Pasti, Apa Rahasianya? (Foto: MNC Media)
Emiten RI Kokoh saat Ekonomi Global Tak Pasti, Apa Rahasianya? (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Kesehatan korporasi di Indonesia masih kuat seiring dengan makro ekonomi domestik yang solid kendati kondisi perekonomian global terutama Amerika Serikat (AS) sedang penuh ketidakpastian.

Melansir riset Nomura bertajuk “Indonesia Equity Strategy: Strong Corporate Health With Robust Growth” yang dirilis pada Kamis (13/4), setidaknya emiten-emiten di Tanah Air masih mencatatkan kinerja yang solid.

“Menurut pengamatan kami terhadap 200 perusahaan di bursa, rata-rata pertumbuhan top-line pada kuartal IV-2022 perusahaan sebesar 12 persen secara year on year (yoy),” tulis riset tersebut.

Namun demikian, Nomura menyoroti sejumlah sektor yang mencatatkan pertumbuhan yang berbeda pada periode tersebut.

Berdasarkan penilaian Nomura, terdapat berbagai indikator yang menunjukkan kesehatan perusahaan di Indonesia dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Indikator tersebut di antaranya adalah stamina perusahaan, tingkat leverage (penggunaan pinjaman untuk meningkatkan return), dan pertumbuhan top-line.

Dari kategori stamina perusahaan, sektor batu bara mencatatkan kenaikan kas dan biaya tunai tertinggi pada kuartal IV-2022.

Adapun, baik kas dan biaya tunai masing-masing naik sebesar Rp70 triliun dan Rp27 triliun pada kuartal IV-2022.

Sementara, untuk interest coverage ratio (ICR) pada kuartal IV-2022, sebagian besar perusahaan tidak mencatatkan perubhana ICR pada kuartal IV-2022 secara yoy meskipun beban agregat naik 20 persen secara kuartalan (qoq) menjadi Rp10,9 triliun.

Nomura menyebutkan, sektor batu bara, otomotif, dan pertambangan mencatatkan ICR terkuat. Tercatat, ICR batu bara sebesar 109 kali, sedangkan sektor otomotif dan pertambangan masing-masing sebesar 56,7 kali dan 20 kali.

Terakhir, pertumbuhan top-line pada 200 perusahaan di kuartal IV-2022 mencapai Rp833 triliun atau bertumbuh hingga 12,3 persen secara yoy.

“Menurut pandangan kami, pertumbuhan tersebut mencatatkan rekor tertinggi yang mencerminkan pertumbuhan Indonesia yang kuat dan tangguh,” tulis Nomura dalam risetnya.

Di samping itu, sektor batu bara, transportasi, dan otomotif mencatatkan pertumbuhan terbaik di antara industri lainnya.

Nomura mencatat, pertumbuhan top-line sektor batu bara mencapai 46 persen, disusul dengan sektor transportasi dan otomotif yang masing-masing mencatatkan pertumbuhan top-line sebesar 33 persen dan 20 persen.

“Kami yakin hal tersebut mencerminkan konsumsi domestik Indonesia yang kuat,” tulis Nomura.

Secara keseluruhan, Nomura menilai perusahaan di Indonesia mampu menunjukkan kinerja yang solid dalam mempertahankan kesehatan neraca dan penjualannya.

“Oleh karena itu, kami mempertahankan sikap bullish pada pasar saham Tanah Air,” kata Nomura.

Saham Pilihan

Selain menyebutkan sektor-sektor yang mencatatkan kinerja yang solid, Nomura juga menyebutkan sejumlah saham yang menjadi pilihan teratasnya.

Di sektor perbankan, Nomura memilih PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

Sementara, di sektor pertambangan, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menjadi pilihan teratas Nomura.

Selain itu, Nomura juga memilih saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) sebagai pilihan teratasnya.

Terakhir, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dan PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) juga masuk dalam pilihan teratas Nomura.

Ditilik dari kinerja sahamnya, sebagian besar saham yang menjadi pilihan teratas Nomura mencatatkan kinerja yang positif sepanjang 2023. (Lihat grafik di bawah ini.)

Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada lanjutan sesi II, Senin (17/4), saham DRMA terkerek 42,74 persen secara YTD.

Sedangkan, saham bank big four pilihan Nomura, BBCA dan BMRI masing-masing naik sebesar 4,97 persen dan 3,27 persen.

Menyusul saham-saham di atas, saham AKRA terkerek 13,57 persen, disusul saham AMRT yang naik 2,26 persen sepanjang 2023.

Sementara, saham ICBP dan MDKA masing-masing juga terapresiasi sebesar 1,50 persen dan 0,24 persen secara YTD.

Berbeda nasib dengan saham di atas, saham ADRO justru terkoreksi hingga 25,19 persen sepanjang 2023.

Periset: Melati Kristina

(ADF)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement