sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Empat Saham Bank Raksasa Rebound, Tahan Lama?

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
20/06/2024 10:51 WIB
Empat saham bank kakap (big banks) rebound pada lanjutan sesi I, Kamis (20/6/2024), turut mendorong kenaikan IHSG sebesar 0,7 persen.
Empat Saham Bank Raksasa Rebound, Tahan Lama? (Foto: Freepik)
Empat Saham Bank Raksasa Rebound, Tahan Lama? (Foto: Freepik)

IDXChannel – Empat saham bank kakap (big banks) rebound pada lanjutan sesi I, Kamis (20/6/2024), turut mendorong kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 0,7 persen.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.37 WIB, saham bank BUMN PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) memimpin penguatan, yakni sebesar 2,93 persen, usai melemah selama tiga hari beruntun.

Saham BBRI masih dalam downtrend, sudah melemah 14,23 persen dalam sebulan dan minus 26,46 persen sejak awal 2024 (YtD).

Diwartakan sebelumnya,direksi BRI kembali mengakumulasi kepemilikan atas saham perseroan di tengah koreksi harga saham BBRI.

Mengutip keterbukaan informasi yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (20/6), tiga direktur BRI membeli ratusan ribu saham BBRI.

Selain BBRI, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menguat 2,21 persen ke Rp9.250 per saham, usai terkoreksi 1,63 persen kemarin.

Saham bank pelat merah lainnya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menghijau 1,63 persen dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) naik 1,30 persen.

Menurut amatan BRI Danareksa Sekuritas dalam riset pada 10 Juni 2024, sektor perbankan menghadapi tekanan pada biaya dana (cost of fund/CoF) dan likuiditas, tetapi kualitas aset tetap aman.

BRI Danareksa menulis, kualitas kredit perbankan secara keseluruhan tetap aman meskipun ada sedikit kenaikan dalam biaya kredit (CoC) pada April 2024 (naik 26 basis point/bps secara bulanan/mom).

Sementara, Macquarie pada 29 Mei 2024 menulis, saham BBRI menjadi saham yang paling banyak dibahas dalam marketing terbaru mereka di Asia, Amerika Serikat (AS), dan Britania Raya dan Eropa.

“Sebagian besar investor sepakat bahwa koreksi ini adalah peluang,” demikian kata Macquarie, dikutip Jumat (14/6).

Macquarie melanjutkan, masalah kualitas aset pada kuartal I-2024 diperkirakan bersifat sementara. Meskipun, era likuiditas ketat akan tetap berlangsung sepanjang 2024, kata Macquarie, BRI siap menghadapi biaya dana yang lebih tinggi.

Sejurus dengan itu, Macquarie menanggalkan asumsi pemotongan suku bunga dan mengasumsikan beban kredit yang lebih tinggi di 2024, yang mengarah pada penurunan estimasi laba per saham (earnings per share/EPS) selama 2024/2025.

“Kami optimistis dengan pergeseran franchise mikro BRI menuju Kupedes yang lebih berkualitas dan menguntungkan. Meskipun beban kredit mungkin tetap tinggi tahun ini, percepatan hapus buku (write-off) akan mendorong pemulihan yang lebih tinggi dengan dampak netral terhadap keseluruhan laba,” tulis Macquarie.

Ketidakpastian global hingga fiskal dalam negeri serta pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga akhir-akhir ini turut membebani kinerja saham sektor perbankan—dan pasar modal dalam negeri secara umum. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement