sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Gandeng Ford dan Huayou, Saham Vale Indonesia (INCO) Ramai Diborong Investor

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
22/07/2022 14:26 WIB
Investor merespons positif kabar Vale Indonesia menggandeng Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd (Huayou) China dan produsen mobil dunia Ford Motor Co (Ford).
Gandeng Ford dan Huayou, Saham Vale Indonesia (INCO) Ramai Diborong Investor. (Foto: MNC Media)
Gandeng Ford dan Huayou, Saham Vale Indonesia (INCO) Ramai Diborong Investor. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Harga saham emiten tambang nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO) melesat pada lanjutan sesi II perdagangan Jumat (22/7/2022). Investor merespons positif kabar Vale Indonesia menggandeng Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd (Huayou) China dan produsen mobil dunia Ford Motor Co (Ford) untuk proyek nikel.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 14.14 WIB, saham INCO melejit 6,73% ke Rp5.550/saham dengan nilai transaksi Rp191,97 miliar dan volume perdagangan 35,30 juta.

Sepanjang pekan ini, saham INCO ditutup menguat 4 kali dan sekali stagnan. Alhasil, dalam sepekan saham INCO melompat 16,35%.

Sementara, dalam sebulan anjlok 11,90%. Sejak awal tahun (ytd), saham emiten yang melantai sejak 1990 ini naik 18,99%.

Diwartakan IDXChannel, Jumat (22/7), Vale Indonesia bekerja saham dengan Zhejiang Huayou Cobalt dan Ford untuk menggarap proyek bijih nikel di Blok Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Kolaborasi ini diabadikan dalam bentuk nota kerja sama yang tidak mengikat antara ketiga pihak terkait pengembangan fasilitas pengolahan High-Pressure Acid Leaching (HPAL) di Blok Pomalaa.

“Proyek ini semakin menegaskan jika keberadaan Indonesia dalam industri mobil listrik dunia begitu penting," kata CEO dan Presiden Direktur INCO, Febriany Eddy, dalam keterangan resminya, Jumat (22/7/2022).

Diketahui, total kapasitas produksi nikel di HPAL Blok Pomalaa mencapai 120.000 metrik ton kandungan nikel per tahun dalam bentuk mixed hydroxide precipitate. Penyelesaian pembangunan fasilitas HPAL hingga operasinya ditargetkan terwujud pada tahun 2025, dan akan bergantung terhadap negosiasi dan pelaksanaan kesepakatan definitif.

Febriany menuturkan garapan bisnis ini sejalan dengan dukungan masyarakat dan sumber daya alam setempat yang diharapkan dapat menumbuhkan ekonomi lokal dan nasional. Perseroan memastikan praktik pertambangan yang berkelanjutan.

"Kami mengedepankan aspek keberlanjutan pada generasi baru proyek pengembangan yang didesain untuk memberikan dampak minimal terhadap lingkungan serta bermanfaat bagi sosial ekonomi lokal dan nasional di masa depan,” jelas Komisaris Utama INCO, Deshnee Naidoo.

Wakil Presiden Ford Model e, EV Industrialization, Lisa Drake menyambut positif kerja sama tersebut dan mengharapkan mampu memenuhi kebutuhan nikel Ford. "Hal ini juga selaras dengan apa yang ingin dicapai Ford dalam setiap prosesnya, yakni senantiasa berkomitmen menjaga lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) saat ini dan di masa depan," ujarnya.

(ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement