Kolaborasi ini diabadikan dalam bentuk nota kerja sama yang tidak mengikat antara ketiga pihak terkait pengembangan fasilitas pengolahan High-Pressure Acid Leaching (HPAL) di Blok Pomalaa.
“Proyek ini semakin menegaskan jika keberadaan Indonesia dalam industri mobil listrik dunia begitu penting," kata CEO dan Presiden Direktur INCO, Febriany Eddy, dalam keterangan resminya, Jumat (22/7/2022).
Diketahui, total kapasitas produksi nikel di HPAL Blok Pomalaa mencapai 120.000 metrik ton kandungan nikel per tahun dalam bentuk mixed hydroxide precipitate. Penyelesaian pembangunan fasilitas HPAL hingga operasinya ditargetkan terwujud pada tahun 2025, dan akan bergantung terhadap negosiasi dan pelaksanaan kesepakatan definitif.
Febriany menuturkan garapan bisnis ini sejalan dengan dukungan masyarakat dan sumber daya alam setempat yang diharapkan dapat menumbuhkan ekonomi lokal dan nasional. Perseroan memastikan praktik pertambangan yang berkelanjutan.
"Kami mengedepankan aspek keberlanjutan pada generasi baru proyek pengembangan yang didesain untuk memberikan dampak minimal terhadap lingkungan serta bermanfaat bagi sosial ekonomi lokal dan nasional di masa depan,” jelas Komisaris Utama INCO, Deshnee Naidoo.