IDXChannel - Bursa global mengalami kerugian pada Kamis (15/12/2022) waktu setempat. Hal tersebut disebakan investor menimbang kenaikan suku bunga dari Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa.
Kenaikan suku bunga 50 basis poin hari Rabu dan kesadaran bahwa bank sentral AS akan mempertahankan sikap hawkish hingga tahun 2023 tampaknya mengalir melalui pasar selama sesi Kamis. Setelah tanggapan yang diredam terhadap keputusan Fed sehari sebelumnya, investor menjual saham saat mereka bersiap untuk kemungkinan bahwa suku bunga yang lebih tinggi dapat memicu resesi.
Sementara itu, baik Bank Sentral Eropa dan Bank of England sama-sama menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, dengan ketua ECB Christine Lagarde memperingatkan bahwa suku bunga mungkin akan tetap lebih tinggi lebih lama.
S&P 500: 3.896,10, turun 2,48 persen
Dow Jones Industrial Average: 33.202,81, turun 2,25 persen (763,54 poin)
Nasdaq Composite: 10.810,53, turun 3,23 persen
Harga minyak turun, dengan West Texas Intermediate turun 1,39 persen menjadi USD76,21 per barel. Minyak mentah Brent, patokan internasional, turun 1,71 persen menjadi USD81,28 per barel.
Emas turun 1,47 persen menjadi USD1,780.74 per ounce.
Imbal hasil Treasury 10-tahun turun 5,1 basis poin menjadi 3,45 persen.
Bitcoin naik 0,26 persen menjadi USD17.448,55.
Bursa China juga dibuka lebih rendah pada perdagangan Jumat pagi, setelah ditutup beragam selama dua hari berturut-turut dengan indikator utama Bursa Efek Shanghai, Indeks Komposit Shanghai, jatuh 0,40 persen menjadi diperdagangkan di 3.156,13 poin.
Sementara itu, Indeks Komponen Shenzhen yang melacak saham-saham di bursa kedua China dibuka tergelincir 0,60 persen menjadi diperdagangkan pada 11.289,52 poin.
Indeks ChiNext yang melacak saham perusahaan-perusahaan sedang berkembang atau perusahaan rintisan (start-up) di papan perdagangan bergaya Nasdaq China, dibuka melemah 0,73 persen menjadi diperdagangkan pada 2.381,67 poin.
Pasar saham Eropa kemarin ditutup melemah. DAX turun 3,28 persen, FTSE melemah 0,93 persen, dan STOXX600 melemah 3,09 persen.
Investor merespon negatif kebijakan moneter yang masih ketat di beberapa negara di mana Bank of England (BoE), European Central Bank (ECB) dan Swiss National Bank, telah menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps)untuk melawan inflasi.
Presiden ECB, Christine Lagarde menginformasikan bahwa suku bunga yang tinggi juga akan berlangsung lama, dalam rangka untuk melawan inflasi. ECB melihat bahwa inflasi masih akan tercatat diatas 2 persen hingga 2025.
(DKH)