“Salah jalan itu Pak Nadiem. Mending jadi pengusaha. Ampun Pak Menteri. Tapi kalau GoTo IPO, beliau jadi triliuner,” ungkap Kaesang.
Seperti diketahui, saat ini GoTo memang berencana akan melakukan IPO. Kabarnya IPO akan dilakukan di pasar bursa Amerika Serikat dan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Indonesia.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) Kementerian Hukum dan HAM April 2020, Nadiem tercatat masih memangang saham Gojek dengan seri E,I,N dan O dengan nilai nominal Rp90,84 juta atau setara dengan kepemilikan 0,01 persen dari modal ditempatkan dan disetor.
Pada 2010 sejak GoJek didirikan Nadiem bersama rekannya Kevin Aluwi dan Michaelangelo Moran, Gojoke telah menjelma sebagai perusahaan teknologi raksasa dengan valuasi menembus lebih dari USD10 miliar. Bahkan setelah merger dengan Tokopedia menjadi GoTo, valuasi GoTo ditaksir mencapai Rp572 triliun.
Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Ajib Hamdani mengatakan, masuknya GoTo di dunia digital, secara tidak langsung memberikan kontribusi yang lebih signifikan terhadap produk digital. Dampak dari perputaran dari GoTo ini di data dari tahun 2020 tercatat Rp314 triliun.