IDXChannel - PT GTS Internasional Tbk (GTSI) sudah melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO). Adapun harga yang ditawarkan adalah Rp100 untuk per lembar sahamnya.
PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk ditunjuk sebagai penjamin tunggal pelaksana emisi saham dalam rangka pelaksanaan IPO tersebut. Periode penawaran umum saham akan berakhir Senin 6 September 2021.
Direktur Reliance Sekuritas Indonesia, Wilson Sofan menuturkan, jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO GTSI tersebut sebanyak 2,4 miliar saham biasa atas nama atau 15,17 persen dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam GTSI setelah IPO dan ditawarkan pada Harga Penawaran Awal sebesar Rp100 setiap saham, sehingga dana yang diperoleh dari IPO ini adalah sebesar Rp240 miliar.
Untuk harga penawaran pada kisaran P/E 6x ini ditetapkan tujuannya agar lebih banyak masyarakat yang dapat ikut serta dalam proses IPO ini dan memiliki saham berfundamental solid pada valuasi harga yang terjangkau.
"Kami mendapatkan respon yang positif dari masyarakat dimana sejak masa Penawaran Awal (book building) tanggal 20 Agustus 2021 hingga saat ini kami mencatat jumlah saham yang dipesan sudah melebihi jumlah yang ditawarkan (oversubscribe) hampir 2x," ujar Wilson dalam keterangan tertulis, Kamis (2/9/2021).
Saham dari IPO tersebut dan saham sebelum IPO sejumlah 13,41 miliar saham atau seluruhnya sejumlah 15,81 miliar saham biasa atas nama akan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
Sebelumnya, Direktur Utama GTS Internasional, Kemal Imam Santoso mengatakan, seiring dengan kebijakan pemerintah tentang gasifikasi yang berperan besar dalam kelistrikan sebagai bahan bakar pembangkit, pihaknya sedang dalam tahap membangun ekosistem rantai pasokan LNG dengan cara mengakuisisi perusahaan terafiliasi yang akan memberikan sinergi terhadap keberlangsungan usaha perseroan.
Perusahaan berencana membangun permanent Floating Storage Regacification Unit (FRSU) untuk Sulawesi Utara. Pembangunan FRSU tersebut untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sulawesi Utara yang memberikan penghematan yang cukup siginifikan kepada PLN Sulawesi Utara.
"Untuk mendanai akuisisi tersebut, perseroan berencana menghimpun dana antara Rp286 miliar hingga Rp429 miliar melalui IPO dengan menjual 2,86 miliar saham baru," ujar Kemal di Jakarta, Kamis (19/8/2021).
Dengan pembangunan FSRU di ANOA maka diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik di Sulawesi bagian Utara, penggunaan LNG yang dikonversi menjadi gas melalui proses regasifikasi sebagai bahan baku untuk menghasilkan listrik ramah lingkungan di Sulawesi bagian Utara, sehingga diharapkan memberikan penghematan yang cukup signifikan kepada Pemerintah dalam hal ini PLN sebagai penyedia listrik bagi masyarakat khususnya di Sulawesi bagian Utara tersebut. Saat ini sedang dilakukan proses relokasi infrastruktur regasifikasi dari Teluk Amurang ke Gorontalo. (NDA)