IDXChannel - Harga batu bara masih tercatat dalam tren penguatan. Adapun, harga batu bara ICE Newcastle kontrak September ditutup naik 1,29% di posisi USD161,55 per ton.
Level resisten harga batu bara sendiri berada di area USD170 per ton. Founder Republik Investor, Hendra Wardana mengatakan bahwa hal tersebut membawa dampak positif bagi saham-saham sektor pertambangan batu bara, salah satunya PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO).
“Jadi untuk ADRO kami rekomendasikan untuk trading buy,” kata Hendra dalam Market Buzz IDX Channel, Selasa (29/8/2023).
Hendra mengatakan, para investor bisa mulai masuk ke saham ADRO atau entry di rentang harga Rp2.680 hingga Rp2.700. Adapun, target take profit pertama berada di level Rp2.780 dan target take profit kedua ada di level Rp2.870.
“Kemudian dengan stop loss di level Rp2.630,” imbuh Hendra.
Hingga penutupan sesi pertama hari ini, saham ADRO menguat 0,75% atau 20 poin ke level Rp2.700.
Total volume saham yang diperdagangkan sebanyak 21,82 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp58,91 miliar, dan ditransaksikan sebanyak 4.976 kali.
Perihal kinerja, ADRO mencatatkan penurunan laba bersih di enam bulan pertama tahun 2023. Melansir laporan keuangan, laba perseroan turun 27,94% menjadi USD873,83 juta atau Rp13,38 triliun, dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD1,21 miliar.
Di samping itu, pendapatan emiten pertambangan batu bara ini juga mengalami penurunan sebesar 1,75% menjadi USD3,47 miliar atau Rp53,28 triliun, dari capaian di periode yang sama tahun lalu yang sebesar USD3,54 miliar.
Secara rinci, pertambangan dan perdagangan batu bara masih mendominasi dengan pendapatan sebesar USD3,38 miliar atau Rp51,86 triliun.
Kemudian, pendapatan jasa pertambangan ADRO menyumbang sebesar USD482,73 juta atau Rp7,39 triliun, pendapatan logistik tercatat sebesar USD255,81 juta atau Rp3,87 triliun, serta pendapatan lainnya sebesar USD66,38 juta atau Rp1,01 triliun.
(SLF)