Adapun turunnya kinerja perseroan akibat terkoreksinya harga batu bara, dengan harga jual rata-rata (ASP) susut 18%.
Selain itu, beban pokok pendapatan meningkat 34% yoy menjadi USD2,03 miliar, terutama karena biaya royalti PT Adaro Indonesia (AI) yang meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Di samping itu, akibat naiknya biaya bahan bakar sebesar 13%, seiring kenaikan konsumsi bahan bakar sekitar 17%.
Pengupasan lapisan penutup mencapai 129,83 juta bcm, atau naik 27%. Nisbah kupas tercatat 3,89x, atau naik 7% dari periode yang sama tahun lalu. Biaya kas batu bara per ton (tidak termasuk royalti) juga naik 23%.
Beban usaha pada enam bulan pertama tahun ini juga melonjak 68% mejadi UD241 juta. Ini terutama karena pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dan pendapatan pemerintah daerah yang masih harus dibayar, cadangan untuk pembayaran penetapan pemerintah, dan kenaikan beban penjualan dan pemasaran.