Di bursa Dalian, kontrak minyak kedelai paling aktif turun 0,92 persen, sedangkan kontrak minyak sawitnya melemah 0,45 persen. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade juga turun 0,96 persen.
Harga minyak sawit cenderung mengikuti pergerakan harga minyak nabati lain karena bersaing di pasar minyak nabati global.
Sementara itu, harga minyak mentah bergerak mendatar. Kuatnya pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menahan suku bunga untuk sementara waktu. Investor juga masih menunggu kejelasan terkait rencana Presiden AS Donald Trump mengenai tarif terhadap berbagai negara.
Pelemahan harga minyak mentah membuat minyak sawit menjadi kurang menarik sebagai bahan baku biodiesel.
Di sisi lain, ringgit—mata uang utama dalam perdagangan minyak sawit—melemah 0,12 persen terhadap dolar AS, sehingga membuat komoditas ini lebih murah bagi pembeli dengan mata uang asing.