sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga CPO Melemah, Tertekan Aksi Ambil Untung

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
04/07/2025 16:15 WIB
Harga minyak sawit mentah (CPO) turun pada perdagangan Jumat (4/7/2025), tertekan oleh pelemahan harga minyak nabati saingan.
Harga CPO Melemah, Tertekan Aksi Ambil Untung. (Foto: Freepik)
Harga CPO Melemah, Tertekan Aksi Ambil Untung. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Harga minyak sawit mentah (CPO) turun pada perdagangan Jumat (4/7/2025), tertekan oleh pelemahan harga minyak nabati saingan di pasar Chicago dan Dalian, serta aksi ambil untung.

Meski demikian, kontrak acuan ini masih berada di jalur penguatan mingguan ketujuh dalam delapan pekan terakhir.

Kontrak berjangka (futures) CPO untuk pengiriman September di Bursa Malaysia Derivatives tercatat turun 0,51 persen, menjadi MYR4.072 per ton pada 15.50 WIB. Sepanjang pekan ini, kontrak tersebut telah naik 1,67 persen.

Trader di perusahaan perdagangan Iceberg X Sdn Bhd yang berbasis di Kuala Lumpur, David Ng, mengatakan harga minyak sawit terkoreksi mengikuti pelemahan harga minyak kedelai dan palm olein di Dalian pada perdagangan sebelumnya.

“Aksi ambil untung setelah reli harga dalam beberapa waktu terakhir juga turut menekan pasar,” ujarnya, dikutip Reuters.

Di bursa Dalian, kontrak minyak kedelai paling aktif turun 0,92 persen, sedangkan kontrak minyak sawitnya melemah 0,45 persen. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade juga turun 0,96 persen.

Harga minyak sawit cenderung mengikuti pergerakan harga minyak nabati lain karena bersaing di pasar minyak nabati global.

Sementara itu, harga minyak mentah bergerak mendatar. Kuatnya pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menahan suku bunga untuk sementara waktu. Investor juga masih menunggu kejelasan terkait rencana Presiden AS Donald Trump mengenai tarif terhadap berbagai negara.

Pelemahan harga minyak mentah membuat minyak sawit menjadi kurang menarik sebagai bahan baku biodiesel.

Di sisi lain, ringgit—mata uang utama dalam perdagangan minyak sawit—melemah 0,12 persen terhadap dolar AS, sehingga membuat komoditas ini lebih murah bagi pembeli dengan mata uang asing.

Survei Reuters menunjukkan, persediaan minyak sawit Malaysia kemungkinan turun pada Juni, untuk pertama kalinya dalam empat bulan terakhir, seiring penurunan produksi yang tidak terduga, sementara permintaan ekspor tetap kuat. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement