IDXChannel - Harga emas melonjak ke level tertinggi dalam sepekan pada Kamis (12/6/2025), didorong oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan data ekonomi AS yang lebih lemah dari perkiraan, memicu spekulasi baru soal pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed).
Harga emas spot (XAU/USD) naik 0,93 persen ke USD3.386,58 per troy ons, tertinggi sejak 5 Juni.
"Emas naik untuk hari kedua berturut-turut, terutama karena meningkatnya risiko geopolitik. Jika emas kembali menembus USD3.400, ada hambatan kecil di USD3.417 dan USD3.431 — namun terobosan menuju rekor tertinggi baru tampaknya tinggal menunggu waktu," ujar Wakil Presiden sekaligus Kepala Strategi Logam di Zanier Metals, Peter Grant.
Presiden AS Donald Trump mengatakan, dikutip dari Reuters, negaranya sedang memindahkan personel dari Timur Tengah karena kawasan tersebut bisa menjadi tempat yang berbahaya. Menteri Pertahanan Iran Aziz Nasirzadeh juga memperingatkan pada Rabu bahwa jika Iran diserang, pihaknya akan membalas dengan menyerang pangkalan AS di kawasan.
Di sisi lain, data menunjukkan harga produsen di AS pada Mei naik lebih rendah dari yang diperkirakan. Jumlah warga AS yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran juga tidak berubah dibanding pekan sebelumnya, tetap berada di tingkat tinggi — menandakan pasar tenaga kerja terus melandai.
Para pelaku pasar kini memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada September mencapai 80 persen, dengan peluang pemangkasan kedua pada Oktober, lebih cepat dibanding sebelumnya yang diperkirakan terjadi pada Desember.
Data terbaru ini muncul sehari setelah laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) untuk Mei juga lebih rendah dari ekspektasi.
Terkait tarif, Trump mengatakan pada Rabu bahwa ia bersedia memperpanjang tenggat 8 Juli untuk menyelesaikan pembicaraan dagang dengan berbagai negara sebelum tarif AS yang lebih tinggi diberlakukan, meski ia menilai perpanjangan itu kemungkinan tidak diperlukan. (Aldo Fernando)