IDXChannel - Harga emas melanjutkan reli rekornya pada Selasa (9/9/2025), didorong ekspektasi pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) pada September, sementara investor menantikan rilis data inflasi pekan ini.
Harga emas spot (XAU/USD) naik tipis 0,2 persen ke USD3.643,57 per troy ons, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi USD3.673,95 di awal sesi.
“Reli ini terutama dipicu ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan mulai memangkas suku bunga, kemungkinan sedini September,” kata Kepala Strategi Komoditas TD Securities Bart Melek, dikutip Reuters.
Menurut CME FedWatch Tool, pelaku pasar saat ini memperkirakan 92 persen peluang pemangkasan 25 basis poin pekan depan, dengan sebagian juga bertaruh pada langkah lebih agresif sebesar 50 basis poin.
Perkiraan ini muncul setelah data Jumat lalu menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS melemah tajam pada Agustus. Suku bunga yang lebih rendah menekan dolar dan imbal hasil obligasi, sehingga meningkatkan daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Indeks dolar AS memang menguat, tetapi masih berada dekat posisi terendah tujuh pekan terhadap mata uang utama lainnya. Sementara itu, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun juga naik setelah sebelumnya menyentuh posisi terendah lima bulan.
Investor kini menunggu data harga produsen AS pada Rabu dan data harga konsumen pada Kamis untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut menjelang pertemuan The Fed pekan depan.
“Kalau ekonomi AS sedikit lebih lemah, itu bisa berarti kita akan melihat lebih banyak arus dana masuk ke aset nontradisional seperti emas sebagai lindung nilai terhadap potensi pelemahan,” imbuh Melek.
Emas, yang menembus level USD3.600 per troy ons pada Senin, telah beberapa kali mencetak rekor tahun ini. Kenaikan itu didorong oleh lemahnya dolar, pembelian masif oleh bank sentral, kebijakan moneter longgar, dan ketidakpastian global yang meningkat.
“Kami sangat optimistis bahkan di level USD3.600. Kami pikir pasar akan terus reli karena tidak ada tanda perubahan dalam kebijakan tarif, hubungan dagang, maupun geopolitik,” kata CEO Sprott Asset Management John Ciampaglia.
Ciampaglia menambahkan, “Kalau faktor-faktor itu membaik, barulah mungkin akan ada jeda dalam kenaikan harga emas.” (Aldo Fernando)