IDXChannel - Bursa saham di kawasan Asia diproyeksikan memulai pekan ini dengan waspada karena lonjakan harga minyak ke rekor tertinggi dalam tiga tahun terakhir dapat menyebabkan kekhawatiran pasar terhadap inflasi.
Pantauan MNC Portal di pasar, sejumlah indeks acuan bergerak mixed pada perdagangan Senin (27/9/2021).
Nikkei 225 (N225) Jepang dibuka menguat di 30.277,82 di tengah harapan adanya stimulus fiskal lebih lanjut usai perdana menteri baru terpilih. Hingga pukul 10:46 WIB, N225 naik (0,10%) di 30.280.
Hang Seng Hong Kong (HSI) dibuka melemah di 24.131,42 dari penutupan sebelumnya. Hingga pukul 10:51 WIB, HSI melesat (0,25%) di 24.253.
Bursa Hong Kong menjadi tempat yang paling besar merasakan tekanan krisis gagal bayar perusahaan properti China, Evergrande.
Nasib korporasi terbesar kedua itu semakin tidak jelas mengingat pada pekan lalu telah melewatkan pembayaran obligasi. Beban akan berdampak lantaran pada pekan ini juga akan ada agenda pembayaran.
Kendati pemerintah China menyuntikkan likuiditas ke sistem keuangan, nasib Evergrande masih sulit ditebak mengingat jeratan utangnya yang sudah menggurita.
"Kami mengharapkan pembuat kebijakan di China untuk segera membereskan keadaan, dan yakin bahwa Evergrande dapat mengelola restrukturisasi," kata analis JPMorgan dalam sebuah catatan, dilansir Reuters, Senin (27/9/2021).
KOSPI Korea (KS11) dibuka turun di 3.121,70 dari pentupan sebelumnya. Pukul 11:07 WIB, KS11 naik (0,27%) di 3.133,03.
Shanghai Composite (SSEC) dibuka menguat di 3.625,96. Namun, hingga pukul 11:09 WIB, SSEC turun (-1,30%) di 3.565,94.
Di sisi lain, investor bursa Asia masih akan mencermati dampak kebijakan fiskal Dewan Perwakilan Amerika Serikat yang menyepakati anggaran infrastruktur sebesar USD 1 triliun yang diteken pekan ini.
Lebih jauh, pekan ini akan dikemas dengan pidato Federal Reserve (The Fed) yang dipimpin Jerome Powell pada Selasa dan Rabu depan, serta aneka jadwal ekonomi lainnya.
(IND)