Sementara itu, potensi dimulainya kembali pasokan minyak dari wilayah Kurdistan Irak turut mengimbangi risiko gangguan pasokan, menurut analis ING.
Turki, yang menjadi lokasi pelabuhan Ceyhan—tempat minyak Irak dari wilayah Kurdistan dikirim—belum menerima konfirmasi dari Irak mengenai kelanjutan ekspor hingga Kamis, menurut Menteri Energi Turki kepada Reuters.
Menurut pendapat analis ING, jika ekspor minyak Irak kembali normal, maka pasar akan mendapatkan tambahan pasokan sekitar 300.000 barel per hari.
Di sisi lain, tarif impor yang diumumkan pemerintahan Presiden AS Donald Trump berpotensi menekan harga minyak dengan meningkatkan biaya barang konsumsi, yang dapat melemahkan ekonomi global dan menekan permintaan bahan bakar. Kekhawatiran terhadap permintaan di Eropa dan China juga turut menjaga harga minyak tetap terkendali.
"Sudah sewajarnya ada kekhawatiran terhadap prospek ekonomi global, mengingat Donald Trump seperti menghancurkan struktur perdagangan bebas dunia dengan ancaman tarif 25 persen pada impor mobil ke AS," ujar Kepala Analis Komoditas di SEB, Bjarne Schieldrop. (Aldo Fernando)