Dalam laporan bulanan yang dirilis Senin, OPEC memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global untuk 2025 menjadi 1,3 juta barel per hari, turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 1,45 juta barel per hari yang dipublikasikan pada Maret. Penurunan ini dipicu oleh kekhawatiran atas dampak tarif AS terhadap pertumbuhan ekonomi global.
"Ekonomi global menunjukkan tren pertumbuhan yang stabil di awal tahun, namun dalam jangka pendek, arahnya kini menghadapi ketidakpastian yang lebih tinggi akibat dinamika kebijakan tarif terbaru. Oleh karena itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi global sedikit diturunkan menjadi 3,0 persen untuk 2025," demikian kata OPEC dalam laporannya.
Menurut analis Global X, Kenny Zhu, perbedaan arah antara data inventori dan permintaan global bisa menciptakan volatilitas harga minyak dalam waktu dekat.
"Hal ini tercermin dari ketidaksesuaian antara dinamika penawaran-permintaan jangka pendek dengan ekspektasi permintaan ke depan," ujarnya, dikutip Dow Jones Newswires.
Sementara itu, dolar AS kembali melemah, mendukung harga komoditas yang dihargakan dalam mata uang tersebut. Indeks dolar ICE tercatat turun 0,39 poin menjadi 99,71, level terendah sejak Maret 2022. (Aldo Fernando)