"Para trader sedang menunggu lebih banyak petunjuk dari pembicaraan gencatan senjata setelah aksi jual dua hari di pasar minyak, tetapi harga minyak mentah mungkin terus berada di bawah tekanan karena inflasi yang tinggi pada akhirnya akan menyeret pertumbuhan ekonomi dan melemahkan permintaan," kata Tina Teng, seorang analis di Pasar CMC, dilansir Reuters, Rabu (16/3/2022).
Sebelumnya, harga minyak mentah menetap di bawah USD100 per barel, untuk pertama kalinya sejak akhir Februari.
Harga juga sempat mengalami tekanan dalam beberapa hari terakhir akibat kekhawatiran melambatnya permintaan dari China, karena negara terpadat di dunia dan konsumen minyak terbesar kedua sedang memberlakukan langkah-langkah ketat untuk menahan penyebaran Covid-19. (TIA)