"Fundamental minyak China terus menunjukkan kelemahan yang berlebihan yang diyakini banyak orang akan mereda pada akhir paruh pertama 2024. Meskipun harapan stimulus telah membawa sedikit optimisme relatif untuk rebound yang akan datang, fundamental minyak jangka pendek terus terlihat suram," kata RBC Capital Markets, dikutip MT Newswires, Kamis (1/8).
Di sisi lain, ancaman perang yang lebih luas di Timur Tengah memberikan dukungan terhadap harga. Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, bersumpah akan membalas dendam atas pembunuhan Ismail Haniyeh, kepala sayap politik Hamas, dari serangan udara di Teheran pada Rabu.
Sementara Iran dan Hamas sama-sama menyalahkan Israel, yang sedang berperang dengan kelompok militan yang didukung Iran, Israel sejauh ini belum memberikan komentar.
"Jika pemboman rumah pemimpin Hamas yang dilaporkan terbukti merupakan kerja Israel, itu akan bertanggung jawab atas pemboman berturut-turut setiap hari di dua ibu kota, yang pertama adalah pembunuhan seorang pemimpin Hizbullah di Beirut. Inilah alasan utama harga minyak naik setelah mengalami beberapa sesi yang sangat negatif akhir-akhir ini, terutama karena data China yang buruk," tulis PVM Oil Associates. (Aldo Fernando)