Fiki Ariyanti
IDXChannel - Harga nikel anjlok hampir 4 persen pada hari ini (27/7). Kondisi tersebut menyebabkan saham-saham emiten nikel di Indonesia ikut merosot berjamaah.
"Harga nikel turun 3,88 persen menjadi USD21.340 per ton, setelah sentimen stimulus China yang mereda dan pasar menghadapi surplus permintaan-pasokan terbesar selama setidaknya satu dekade karena output yang lebih tinggi dari Indonesia dan Filipina," tulis riset harian Panin Sekuritas, Kamis (27/7/2023).
"Kemudian, pabrik baru di China dan Indonesia mulai mengubah bentuk perantara nikel menjadi logam yang dapat dikirim melalui London Metal Exchange (LME), yang dapat meningkatkan pasokan yang dapat dikirim LME sebesar 35 persen dibandingkan level tahun 2022," menurut catatan riset tersebut.
Anjloknya harga nikel hari ini menyeret ke bawah saham-saham emiten nikel. Berdasarkan data RTI Business, pada penutupan sesi I perdagangan Kamis, saham NICL terperosok 1,56 persen ke 252, saham NCKL anjlok 1,05 persen ke 940, dan saham INCO susut 0,37 persen ke 6.675.
Saham ANTM stagnan di level 1.985, saham KKGI melorot 1,23 persen ke 480, saham DKFT melemah 0,96 persen ke 103, saham HRUM jeblok 2,93 persen ke 1.655.
