“Perseroan terus berupaya mengoptimalkan volume produksi melalui peningkatan sumber daya dan cadangan, penambahan armada produksi dan jumlah tambang, pengamanan wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP), serta transformasi proses bisnis agar dapat mencapai target sebagaimana yang telah ditetapkan perseroan.“ ujar Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah, Fina Eliani lewat keterangan resmi, Senin (4/8/2025).
TINS mengandalkan pasar ekspor dengan porsi hingga 92 persen terhadap penjualan dan 8 persen sisanya di pasar domestik. Negara tujuan ekspor terbesar meliputi Jepang (20 persen), Korea Selatan (19 persen), Singapura (16 persen), Belanda (16 persen), Italia (5 persen), dan India (4 persen).
Penurunan kinerja operasional tersebut juga berdampak pada pendapatan TINS yang turun 19 persen menjadi Rp4,22 triliun. EBITDA anjlok 31 persen dengan laba bersih Rp300 miliar.
Setelah tertekan pada awal tahun, harga timah saat ini relatif stabil. Secara kumulatif pada semester I, harga timah naik 8 persen menjadi USD32.816 per ton.
Senada, harga rata-rata logam timah di Cash Settlement Price London Metal Exchange (LME) mencapai USD32.115,77 per ton, naik 9,6 persen. Pada tahun ini, harga timah diproyeksikan berada di kisaran USD29-USD34 ribu per ton berdasarkan versi Bloomberg.