“Secara pertumbuhan, naik 104,8% dari periode yang sama tahun 2022. Jika dibandingkan dengan kuartal terakhir tahun 2022 mencerminkan kenaikan 52,5%,” ujar Ray, beberapa waktu lalu.
Dari pasar penjualan, China menjadi negara tujuan dengan komposisi penjualan sebesar 48%, disusul Jepang dengan komposisi penjualan sebesar 22%.
Komposisi penjualan batu bara HRUM ke Bangladesh sebesar 6%, India sebesar 3% dan Thailand sebesar 2%. Sementara untuk pasar domestik, HRUM mencatatkan penjualan batu bara sebesar 19%.
Per Maret 2023, HRUM mengantongi laba bersih sebesar USD103,02 juta, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD62,80 juta. Sedangkan pendapatan perseroan tercatat sebesar USD294,50 juta, dari sebelumnya sebesar USD152,17 juta.
Perseroan juga menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar USD52 juta atau setara Rp771,68 miliar sepanjang 2023.
Sebesar 50% dari anggaran belanja modal perseroan akan digunakan untuk pengembangan bisnis nikel yang sudah ada. Saat ini, segmen bisnis nikel HRUM dijalankan oleh sejumlah entitas usaha perseroan.