Sementara itu, penurunan laba bersih HAIS disebabkan oleh kenaikan beban pokok pendapatan dan beban usaha. Untuk COGS, lonjakan terjadi pada pos spot kapal, bahan bakar, dan biaya operasional kapal.
HAIS juga mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 31,2 persen menjadi Rp1,2 triliun. Pertumbuhan aset ini seiring penambahan 3,5 set armada tugboat dan barge pada tahun lalu, sehingga membuat total armada HAIS menjadi 19 tugboat dan 19 barge.
Selain ekspansi armada, kata Rickie, perseroan juga memperkuat kapabitas operasional dalam bisnis floating loading facilities (FLF) melalui anak usaha PT Hasnur Resources Terminal, yang membuat perusahaan joint venture dengan PT Multi Guna Maritim bernama PT Hasnur Multi Sinergi, untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing di industri logistik maritim.
Dia optimistis terhadap prospek bisnis HAIS ke depan dengan strategi yang berfokus pada ekspansi terukur, diversifikasi layanan, serta peningkatan efisiensi operasional.
"Dengan fundamental yang kuat, kami yakin dapat terus tumbuh dan memberikan nilai bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya,” ujar Rickie.
(Rahmat Fiansyah)