Pada 2024, laba bersih NAYZ turun menjadi Rp134 juta. Menurut Bambang, penurunan tersebut disebabkan kenaikan harga beras yang menjadi bahan baku utama, sehingga mendongkrak harga pokok penjualan (HPP).
"Perseroan terus melakukan strategi pengaturan stok, baik bahan baku maupun produk jadi untuk meminimalkan kenaikan harga pokok yang tinggi," katanya.
(Rahmat Fiansyah)