Selain di pasar saham, tekanan juga dialami oleh kinerja nilai tukar mata uang Rupiah. Rupiah ditutup melemah di level Rp16.255 per USD. Pelemahan nilai tukar Rupiah ini terjadi di tengah pergerakan nilai tukar dolar AS yang cukup variatif terhadap sejumlah mata uang di Asia.
"Dolar AS juga terpantau mengalami koreksi setelah kebijakan suku bunga acuan The Fed. Ke depan, pelaku pasar akan fokus pada rilis data inflasi AS yang menjadi penggerak pasar selanjutnya," kata Gunawan.
Sejauh ini, kata Gunawan, inflasi di AS diproyeksikan akan naik secara bulanan. Ini bisa membuat pelaku pasar kian yakin bahwa tren bunga acuan di 2025 ini tidak menyisakan kemungkinan peluang untuk turun.
"Dampak buruk dari ekspektasi ini adalah kemungkinan tekanan pada pertumbuhan ekonomi yang bisa menggiring pada tekanan di pasar keuangan selain di AS," katanya.