Di mana investor dihadapkan pada ancaman kebijakan proteksionisme AS, dan kemungkinan respons balasan dari negara-negara mitra dagang yang semakin memperburuk keadaan.
“Investor menghadapi tantangan dalam membedakan ancaman dan realisasi kebijakan tarif Trump, sementara ketidakpastian mengenai potensi tarif tambahan menimbulkan kekhawatiran,” tutur Liew.
Dari dalam negeri, tekanan pada saham-saham milik konglomerat Prajogo Pangestu masih berlanjut. Bobotnya yang besar terhadap indeks komposit juga menjadi salah satu faktor pemberat IHSG, selain tekanan terhadap big banks.
Liew menambahkan, arus keluar dana asing dari pasar keuangan domestik juga semakin membebani rupiah ke Rp16.384 per USD.
Sementara itu, pasar obligasi memberikan sinyal positif dengan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun turun sebesar 1 basis poin ke level 6,83 persen,